• PRESTASI
  • Sabtu, 14 November 2015

    Posted by PUSKESMAS TURI On November 14, 2015

    Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih
    1. Hidup di dalam dan di sekitar rumah
    2. Menggigit/menghisap darah pada siang hari
    3. Senang hinggap pada pakaian yang bergantungan dalam kamar
    4. Bersarang dan bertelur di :
    • genangan air jernih di dalam dan di sekitar rumah bukan di got/comberan
    • Di dalam rumah: bak mandi, tampayan, vas bungan, tempat minum burung, perangkap semut dan lain-lain.

    Di luar rumah: drum, tangki penampungan air, kaleng bekas, ban bekas, botol pecah, potongan bambu, tempurung kelapa, dan lain-lain.


    PENAMPILAN KLINIS INFEKSI VIRUS DENGUE DEMAM DENGUE

    Ditandai oleh gejala-gejala klinik berupa demam, nyeri pada seluruh tubuh, ruam dan perdarahan.

    1.       Demam
    Demam yang terjadi pada infeksi virus dengue ini timbulnya mendadak, tinggi (dapat mencapai 39-40 derajat celcius) dan dapat disertai dengan menggigil. Begitu mendadaknya, sering kali dalam praktek sehari-hari kita mendengar cerita ibu bahwa pada saat melepas putranya berangkat sekolah dalam keadaan sehat walafiat, akan tetapi pada saat pulang putranya sudah mengeluh panas dan ternyata panasnya langsung tinggi. Pada saat anak mulai panas ini biasanya sudah tidak mau bermain. Demam ini hanya berlangsung untuk 5-7 hari. Pada saat demamnya berakhir, sering kali dalam bentuk turun mendadak (lysis), dan disertai dengan berkeringat banyak, dimana anak tampak agak loyo. Kadang-kadang dikenal istilah demam biphasik, yaitu demam yang berlangsung selama beberapa hari itu sempat turun ditengahnya menjadi normal kemudian naik lagi dan baru turun lagi saat penderita sembuh (gambaran kurva panas sebagai punggung unta).

    1. 2.       Nyeri seluruh tubuh
    Dengan timbulnya gejala panas pada penderita infeksi virus dengue maka akan segera disusul dengan timbulnya keluhan nyeri pada seluruh tubuh. Pada umumnya yang dikeluhkan adalah nyeri otot, nyeri sendi, nyeri punggung dan nyeri pada bola mata yang semakin meningkat apabila digerakkan. Karena adanya gejala nyeri ini sehingga di kalangan masyarakat awam ada istilah flu tulang. Dengan sembuhnya penderita gejala-gejala nyeri pada seluruh tubuh ini juga akan hilang.

    1. 3.       Ruam
    Ruam yang terjadi pada infeksi virus dengue ini dapat timbul pada saat awal panas yang berupa ~flushing~ yaitu berupa kemerahan pada daerah muka, leher, dan dada. Ruam juga dapat timbul pada hari ke-4 sakit berupa bercak-bercak merah kecil seperti bercak pada penyakit campak. Kadang-kadang ruam yang seperti campak ini hanya timbul pada daerah tangan atau kaki saja sehingga memberi bentuk spesifik seperti kaos tangan/kaki.

    1. 4.       Perdarahan
    Pada infeksi virus dengue apalagi pada bentuk klinis demam berdarah dengue selalu disertai dengan tanda perdarahan. Hanya saja tanda perdarahan ini tidak selalu didapat secara spontan oleh penderita, bahkan pada sebagian besar penderita tanda perdarahan ini muncul setelah dilakukan test tourniquet. Bentuk-bentuk perdarahan spontan yang dapat terjadi pada penderita demam dengue dapat berupa perdarahan kecil-kecil di kulit (petechiae), perdarahan agak besar di kulit (echimosis), perdarahan gusi, perdarahan hidung dan kadang-kadang dapat terjadi perdarahan yang masif yang dapat berakhir dengan kematian. Berkaitan dengan tanda perdarahan ini, perlu dikemukakan bahwa pada anak-anak tertentu diketahui oleh orang tuanya bahwa apabila anaknya menderita panas selalu disertai dengan perdarahan hidung (epistaksis). Dalam dunia kedokteran hal tersebut diatas dikenal sebagai habitual epistaksis, sebagai akibat kelainan yang bersifat sementara dari komponen beku darah yang disebabkan oleh segala bentuk infeksi (tidak hanya oleh virus dengue). Pada keadaan lain ada penderita anak yang apabila mengalami sakit panas kemudian minum obat-obat panas tertentu akan disusul dengan terjadinya perdarahan hidung. Untuk penderita model begini ini obat-obat panas jenis tertentu tersebut sebaiknya dihindari.


    DEMAM BERDARAH DENGUE
    Secara umum 4 gejala yang terjadi pada demam dengue sebagai manifestasi gejala klinis dari bentuk reaksi 1 dan 2 tubuh manusia atas keberadaan virus dengue juga didapatkan pada demam berdarah dengue. Yang membedakan demam berdarah dengue dengan demam dengue adalah adanya manifestasi gejala klinis sebagai akibat adanya bentuk reaksi 3 tubuh manusia terhadap virus dengue, yaitu berupa keluarnya plasma (cairan) darah dari dalam pembuluh darah keluar dan masuk kedalam rongga perut dan rongga selaput paru. Fenomena ini apabila tidak segera ditanggulangi dapat mempengaruhi manifestasi gejala perdarahan menjadi sangat masif. Yang dalam praktek kedokteran sering kali membuat seorang dokter terpaksa memberikan tranfusi darah dalam jumlah yang tidak terbayangkan. Yang penting untuk ibu-ibu/awam adalah dapat mengetahui/mendeteksi kapan seorang penderita demam berdarah dengue mulai mengalami keluarnya plasma (cairan) darah dari dalam pembuluh darah. Keluarnya plasma darah ini apabila ada biasanya terjadi pada hari sakit ke-3 sampai dengan ke-6. Biasanya didahului oleh penurunan panas badan penderita, yang sering kali terjadi secara memdadak (lysis) dan diikuti oleh keadaan anak yang tampak loyo, dan pada perabaan akan didapatkan ujung-ujung tangan/kaki dingin serta nadi yang kecil dan cepat. Pengalaman dalam praktek dokter mengajarkan bahwa banyak ibu-ibu yang pada saat demikian ini, dimana suhu tubuh putranya dirasakan normal mengira kalau putranya sembuh dari sakit. Dengan akibat si ibu tidak segera membawa putranya ke fasilitas kesehatan terdekat, dan baru terkejut beberapa waktu kemudian apabila menyadari bahwa putranya semakin lemah dan loyo. Pada keadaan ini penderita sudah dalam keadaan terlambat/kurang optimal untuk diselamatkan dari penyakitnya.

    HAL-HAL YANG PATUT DIKETAHUI, DIWASPADAI DALAM RANGKA MENGANTISIPASI PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE.

    Pembahasan ini tidak bermaksud mendidik ibu-ibu menjadi seorang dokter, akan tetapi bertujuan untuk menjadikan ibu-ibu mengetahui kemudian mewaspadai hal-hal/gejala-gejala yang terjadi pada anak yang mungkin mengarah pada penyakit demam dengue/demam berdarah dengue. Apabila ibu-ibu mencurigai putra/putrinya menderita penyakit tersebut maka segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat, untuk mendapatkan klarifikasi tentang penyakit yang diderita oleh putranya tersebut. Untuk klarifikasi ini putra/putri ibu akan menjalani pemeriksaan seperti tourniguet test atau pemeriksaan darah.

    INGATLAH PENYAKIT DEMAM DENGUE/DEMAM BERDARAH DENGUE APABILA PUTRA/PUTRI IBU MENDERITA HAL-HAL SEPERTI BERIKUT :

    1. Panas yang timbulnya mendadak, langsung tinggi dan disertai dengan tidak mau bermain.
    2. Panas yang disertai flushing (kemerahan pada daerah muka, leher dan dada).
    3. Panas yang disertai tanda-tanda perdarahan (kulit, hidung,gusi).
    4. Panas yang berangsur dingin, tapi anak tampak loyo dan pada perabaan dirasakan ujung-ujung tangan/kaki dingin.

    GEJALA-GEJALA DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD )

    1. Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tanpak lemah, suhu tubuh antara 38-40°C atau lebih.
    2. Tampak bintik-bintik merah pada kulit, seperti bekas gigitan nyamuk yang disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler di kulit. Untuk membedakannya, kulit direnggangkan, bila bintik merah hilang berarti bukan tanda penyakit DBD.
    3. Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan).
    4. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah.
    5. Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena perdarahan di lambung.
    6. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin berkeringat. Bila tidak segera di tolong di rumah sakit dalam 2-3 hari dapat meninggal dunia.
    7. Para penderita DBD mengalami perdarahan di seluruh jaringan tubuh yang bisa tampak atau tak tampak dari luar.

    PERTOLONGAN PERTAMA
    1. Beri minum sebanyak-banyaknya dengan air yang sudah dimasak seperti air susu, teh atau air minum lainnya, dapat juga dengan oralit.
    2. Berikan kompres air dingin atau es.
    3. Berikan obat penurun panah misalnya parasetamol (dosis anak-anak 10-20 mg/Kg BB per hari; dewasa; 3×1 tablet/hari).
      1. Harus segera dibawa ke dokter, petugas puskesmas pembantu, bidan desa, perawat pembina desa, Puskesmas atau Rumah Sakit.

    CARA MENCEGAH DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD )

    1. Untuk mencegah DBD, nyamuk penularnya harus diberantas, sebab vaksin untuk mencegahnya belum ada.
    2. Untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti, maka jentik-jentiknya harus diberantas atau sarang-sarangnya harus diberantas (PSN-DBD).
    3. Karena tempat berkembang biaknya terdapat di rumah-rumah dan tempat-tempat umum maka setiap keluarga harus melaksanakan PSN-DBD, secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali.

    CARA MELAKUKAN PEMBERSIHAN SARANG NYAMUK  DEMAM BERDARAH DENGUE ( PSN-DBD 
    1. Bersihkan (kuras) tempat penyimpanan air (seperti : bak mandi / WC, drum, dan lain-lain) sekurang-kurangnya seminggu sekali. Gantilah air di vas kembang, tempat minum burung, perangkap semut dan lain-lain sekurang-kurangnya seminggu sekali
    2. Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air, seperti tampayan, drum, dan lain-lain agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang biak di tempat itu
    3. Kubur atau buanglah pada tempatnya barang-barang bekas, seperti kaleng bekas, ban bekas, botol-botol pecah, dan lain-lain yang dapat menampung air hujan, agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Potongan bamboo, tempurung kelapa, dan lain-lain agar dibakar bersama sampah lainnya
    4. Tutuplah lubang-lubang pagar pada pagar bambu dengan tanah atau adukan semen
    5. Lipatlah pakaian/kain yang bergantungan dalam kamar agar nyamuk tidak hinggap disitu
    6. Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, taburkan bubuk ABATE ke dalam genangan air tersebut untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali

    Takaran penggunaan bubuk ABATE adalah sebagai berikut: Untuk 10 liter air cukup dengan 1 gram bubuk ABATE
    Contoh:
    Untuk 10 liter air, ABATE yang diperlukan = (100/10) x 1 gram = 10 gram ABATE
    Untuk menakar ABATE digunakan sendok makan. Satu sendok makan peres berisi 10 gram ABATE.
    Bila memerlukan ABATE kurang dari 10 gram, maka dapat dilakukan sebagai berikut:
    ~        Ambil 1 sendok makan peres ABATE dan tuangkan pada selembar kertas
    ~        Lalu bagilah ABATE menjadi 2, 3, atau 4 bagian sesuai dengan takaran yang dibutuhkan
    Setelah dibubuhkan ABATE maka:
    1. Selama 3 bulan bubuk ABATE dalam air tersebut mampu membunuh jentik Aedes Aegypti
    2. Selama 3 bulan bila tempat penampungan air tersebut akan dibersihkan/diganti airnya, hendaknya jangan menyikat bagian dalam dinding tempat penampungan air tersebut
    3. Air yang telah dibubuhi ABATE dengan takaran yang benar, tidak membahayakan dan tetap aman bila air tersebut diminum
    Posted by PUSKESMAS TURI On November 14, 2015



    Kamis, 12 November 2015

    Posted by PUSKESMAS TURI On November 12, 2015
    Sarana Dan Prasarana UPT Puskesmas Kembangbahu

                Kegiatan ini identik dengan pelayanan dalam gedung, yaitu pelayanan kesehatan  yang diberikan kepada individu, yang terdiri dari :
    1.      Loket
    Merupakan tempat pendaftaran semua pelanggan, yang mendaftarkan diri sesuai klasifikasi layanan.
    2.      Ruang Tunggu
    Merupakan tempat yang nyaman untuk menunggu panggilan dari ruang pelayanan melalui simpustronik.
    Di ruang tunggu pelanggan juga bisa mendapatkan pelayanan promosi kesehatan.
    3.      Poli Umum
    Merupakan poli untuk melayani pengobatan dasar umum dengan kategori umur 13  tahun sampai 49 tahun.
    Poli umum juga menangani program pemberantasan penyakit menular, terutama TBC dan kusta.
    Petugas pelayanan dipoli umum terdiri dari 1 orang dokter umum dan 2 orang perawat.
    4.      Poli Lansia
    Merupakan poli untuk melayani pengobatan dasar umum kategori usia 50 tahun keatas.
    5.      Poli KIA dan KB
    Merupakan poli yang melayani pemantauan tumbuh kembang bayi, pemeriksaan, diagnosa, pengobatan dan konseling ibu hamil, ibu menyusui, bayi, CPW,  pelayanan Keluarga Berencana, Imunisasi dasar pada bayi serta kasus-kasus kebidanan lain. Pelayanan dipoli KIA selalu berkembang, dengan keberadaan peralatan seperti USG dan kriyo terapi semakin membuat performa Puskesmas Kembangbahu baik dimata masyarakat, sehingga mampu meningkatkan kunjungan di Poli KIA.  
    6.      Poli Gigi
    Merupakan poli yang memberikan pelayanan kesehatan gigi yang dilakukan oleh seorang dokter gigi.
    7.      Laboratorium
    Memberikan pelayanan laboratorium bagi pelanggan baik yang dirujuk oleh poli lain, rujukan swasta, maupun pelanggan yang datang sendiri ke laboratorium.
    8.      APOTEK
    Memberikan pelayanan obat dan Pelayanan Informasi Obat.
    Diruangan ini pelanggan bisa mengambil obat sesuai resep dari Poli dan bisa mendapatkan Pelayanan Informasi tentang berbagai obat baik tradisonal maupun kimiawi oleh seorang petugas Apotek
    9.      UGD
    Melayani pelanggan dengan keadaan gawat, darurat, maupun gawat darurat. Akan diberikan pelayanan mulai dari pemeriksaan, diagnosa, terapi, konseling, rujukan dan pelayanan ambulance 24 jam. Ruang UGD mempunyai 3 tempat tidur pasien, dengan petugas jaga yang selalu siap melayani 24 jam.
    10.  Rawat Inap
                      Melayani pelanggan dengan kasus-kasus yang membutuhkan perawatan inap, bisa rujukan dari  poli, UGD, Bidan, Perawat, Dokter, atau pasien datang sendiri.
    Posted by PUSKESMAS TURI On November 12, 2015



    UPT Puskesmas Turi selalu berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, untuk itu kami melakukan beberapa program inovasi. Program ini juga kita golongkan dalam dua kategori, diantaranya adalah :
    ·         Upaya Kesehatan Perorangan :
          1.  Penerapan Standar Pelayanan Publik
    Standar Pelayanan Publik yang sudah kita buat dan kita sepakati harus diterapkan dalam pelayanan. SPP ini kita visualkan kepada masyarakat, agar masyarakat juga mengetahui tentang standar pelayanan Puskesmas. Pelaksanaan SPP ini kita awasi dengan baik agar selalu konsisten.
    2.      Penggunaan Tehnologi Informatika dalam Pelayanan
    Penerapan program ini adalah dengan menggunakan SIMPUSTRONIK (Sistem Informasi Puskesmas secara Elektronik). Kita menggunakan sistem Simpustronik di rawat jalan (mulai Loket sampai Apotek) dan rawat Inap. Penggunaan Simpustronik ini sangat menguntungkan banyak pihak, diantaranya :
    Keuntungan Bagi Pelanggan :
    1. Antri
    §   Pelanggan tidak perlu mengantri terlalu lama di loket.
    §   Pelanggan diperlakukan dengan adil, yang datang lebih dulu dipanggil dan dilayani lebih dulu, sesuai antrian.
    §   Pelanggan tidak perlu mengantri di apotek
    2. Sikap petugas
    §   Pelanggan lama yang tidak membawa krj/tertinggal masih bisa dilayani dengan mudah
    3. Kie
    §   Pelanggan menikmati kie dengan tenang  (leflet,poster, benner, dll )
    Keuntungan bagi petugas :
    §   Kemudahan bagi petugas
                        -  pemanggilan pasien melalui   simpustronik
                        -  pelayanan obat menjadi  lebih cepat.
                        -  memudahkan mencari data pasien
                        -  data yang ada dapat  diakses menjadi laporan
    §   Kenyamanan
                       -  tidak banyak kartu / form / register yang bertumpuk  karena semua data  tersimpan dikomputer.
    Keuntungan bagi puskesmas :
    §     Image puskesmas meningkat
                            1. Pelayanan puskesmas terasa lebih mewah
                            2. Pelanggan merasa lebih  dihormati
    3. Kepuasan pelanggan  terpenuhi
    4. Data lebih akurat, sewaktu-waktu data dibutuhkan,  data dapat  tersaji  dengan cepat dan akurat
    Keuntungan bagi Dinas Kesehatan :
    § Manfaat pelaporan, semua data yang dientre bisa diakses dengan cepat dan akurat, menjadi bentuk laporan:
                            - lb1 penyakit
                            - laporan kunjungan
                            - dll.
    Simpustronik di Puskesmas Turi terus berkembang, awalnya sarana prasarana yang ada  hanya 4 unit komputer, sekarang semua poli dan rawat inap telah menggunakan Simpustronik, saat ini kami mempunyai 10 unit komputer untuk pelayanan dan jaringan LAN Dan Wifi.
    ·      
    Posted by PUSKESMAS TURI On November 12, 2015
    Promosi Kesehatan (PROMKES) 


    Ruang Lingkup dan Tatanan Promosi Kesehatan PAMSIMAS
    Ruang lingkup kegiatan Promosi Kesehatan dalam program Pamsimas diutamakan paka kegiatan
    PHBS terkait Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS) dan Cuci Tangan Pakai Sabun
    (CTPS). Namun dalam rangka pengendalian penyakit berbasis lingkungan secara menyeluruh, ada 5
    lingkup sasaran perilaku yang harus dijadikan sasaran yaitu :
    a. Promosi STOP BABS.
    b. Promosi Cuci Tangan Pakai Sabun
    c. Kampanye pengelolaan air minum dan makanan yang aman
    d. Kampanye pengelolaan sampah dengan benar
    e. Kampanye pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman
    Dilihat dari segi tatanan atau setting tempat pelaksanaan, maka tatanan kegiatan Promosi Kesehatan
    dan Perubahan Perilaku Kesehatan di wilayah kerja PAMSIMAS meliputi Promosi Kesehatan di
    Masyarakat, dan Promosi Kesehatan Sekolah
    1. Promosi Kesehatan Rumah Tangga/Masyarakat
    Program kesehatan di masyarakat menekankan pada kegiatan kampanye dan aktivitas lainnya dengan
    target-target sasaran tertentu di dalam masyarakat. Fasilitator masyarakat dan petugas kesehatan
    setempat seperti sanitarian/petugas kesehatan lingkungan, PKK, kader desa dan bidan desa secara
    bersama-sama dapat melakukan kegiatan promosi kesehatan. Target/sasaran kegiatan seperti ibu
    muda yang mempunyai anak bayi/balita, ibu hamil, remaja putri, kelompok perempuan dan kelompok
    laki-laki, karang taruna, kelompok miskin dan kelompok menengah ke atas. Yang perlu di perhatikan
    adalah kemampuan membaca dari masyarakat dan kesederhanaan pesan yang di sampaikan.
    Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan dalam Promosi Kesehatan di Masyarakat, adalah :
    • Penyuluhan kelompok terbatas
    • Penyuluhan kelompok besar (masa)
    • Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education)
    • Pemutaran film/video
    • Penyuluhan dengan metode demonstrasi
    • Pemasangan poster
    • Pembagian leaflet
    • Kunjungan/wisata kerja ke daerah lain
    • Kunjungan rumah
    • Pagelaran kesenian
    • Lomba kebersihan antar RT/RW/Desa
    • Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan tempat-tempat umum
    • Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air
    • Pelatihan kader, unit kesehatan
    Program promosi kesehatan di tatanan rumah tangga atau masyarakat di desa-desa PAMSIMAS perlu
    dikoordinasikan dengan program penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh PUSKESMAS dan Dinas
    Kesehatan Kabupaten setempat, maupun unit lain yang terkait dan berminat untuk melalukan
    kampanye tentang hidup bersih dan sehat, seperti missal PKK, Pramuka, dll.
    8
    2. Promosi Kesehatan Sekolah.
    Siswa sekolah merupakan komunitas besar dalam masyarakat, dalam wadah organisasi sekolah
    yang telah mapan, tersebar luas di pedesaan maupun perkotaan, serta telah ada program usaha
    kesehatan sekolah. Diharapkan setelah siswa sekolah mendapat pembelajaran perubahan perilaku di
    sekolah secara partisipatif, dapat mempengaruhi orang tua, keluarga lain serta tetangga dari siswa
    sekolah tersebut.
    Siswa sekolah dasar terutama kelas 3, 4 dan 5 Sekolah Dasar merupakan kelompok umur yang
    mudah menerima inovasi baru dan mempunyai keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan
    dan informasi yang mereka terima kepada orang lain. Program promosi kesehatan di sekolah harus
    diintegrasikan ke dalam program usaha kesehatan sekolah, melalui koordinasi dengan Tim Pembina
    UKS di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Propinsi dan Pusat. Program promosi kesehatan di tempat
    ibadah dilakukan untuk menggalakan kegiatan promosi kesehatan dan melibatkan tokoh agama atau
    pemimpin tempat ibadah (imam masjid, pendeta, pastor, pedande atau biksu). Diharapkan dengan
    melibatkan tokoh dan pemimpin agama, perubahan perilaku kesehatan dapat segera terwujud.
    Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya terdiri atas dua unit, yaitu satu untuk guru dan yang lain
    untuk murid. Sementara kondisi jamban murid sangat berbeda jauh dengan jamban guru. Di mana
    jamban murid sangat jauh dari kondisi bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi rusak.
    Akibatnya banyak murid yang kemudian buang air baik buang air kecil maupun buang air besar di
    halaman sekolah. Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat rentan untuk menjadi
    sarang penyakit. Selain itu, seringkali jamban di sekolah tidak dilengkapi dengan penerangan yang
    cukup. Murid yang masih duduk di kelas 1 atau 2 akan merasa takut untuk menggunakan jamban
    yang kondisinya gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari dengan cara membuat
    jamban dengan penerangan yang cukup baik dari lampu ataupun sinar matahari beserta ventilasi
    yang memadai.
    Salah satu kegiatan Kesehatan Sekolah Program PAMSIMAS adalah membangun jamban sekolah
    dan sarana cuci tangan. Sekolah harus memberikan pengajaran baik kepada guru maupun murid
    bagaimana cara memelihara jamban sekolah yang akan di bangun dan sarana cuci tangan. Misalnya
    seorang guru di serahkan tanggung jawab untuk pemeliharaan jamban. Ia akan mengkoordinasi murid
    dengan cara membuat “roster” atau jadwal membersihkan jamban dan sarana cuci tangan yang dibagi
    secara merata antara murid laki-laki dan murid perempuan.
    Selain program pembangunan fisik, program pendidikan kesehatan tentang hubungan antara air,
    jamban, perilaku dan kesehatan juga menjadi kegiatan yang penting dalam program kesehatan
    sekolah. Di antaranya adalah hubungan antara air-kondisi sanitasi dan penyakit; bagaimana sarana
    sanitasi dapat melindungi kesehatan kita; bagaimana penyakit dapat timbul dari kondisi sanitasi dan
    perilaku yang buruk; Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun; Pencegahan Penyakit Kecacingan;
    dan monitoring kualitas air. Materi-materi pembelajaran bagi siswa dilaksanakan secara partisipatif
    menggunakan metode PHAST. Guru-guru sebagai tenaga pengajar akan di beri pelatihan terlebih
    dahulu oleh Dinas Kesehatan setempat dan Tim Fasilitator Masyarakat, khususnya TFM bidang
    kesehatan.
    Adapun lingkup kegiatan yang termasuk dalam kegiatan Promosi Kesehatan Sekolah adalah sebagai
    berikut :
    a. Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk pendidikan menjaga
    kebersihan jamban sekolah
    b. Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah
    c. Penggalakan cuci tangan pakai sabun (CTPS)
    9
    d. Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan individu, dan kesehatan
    masyarakat
    e. Kampanye pemberantasan penyakit kecacingan
    f. Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL
    g. Pelatihan guru dan murid tentang PHAST
    h. Kampanye, “Sungai Bersih, Sungai Kita Semua”
    i. Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang terlibat di sekolah,
    mencakup:
    • Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian tugas guru pembina dan
    Komite Sekolah
    • Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya
    Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan dalam Promosi Kesehatan Sekolah, adalah :
    • Penyuluhan kelompok di kelas, penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman)
    • Pemutaran film/video
    • Penyuluhan dengan metode demonstrasi
    • Pemasangan poster, leaflet
    • Kunjungan/wisata pendidikan
    • Lomba kebersihan kelas Lomba membuat poster Lomba menggambar lingkungan sehat
    • Absensi jamban, Absensi CTPS
    • Kampanye kebersihan perorangan/murid
    • Lomba cepat tepat tentang kesehatan dan lingkungan sehat
    • Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah
    • Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah
    • Pelatihan guru UKS
    • Pelatihan siswa/kader UKS
    Bila dalam satu desa terdapat lebih dari satu sekolah dasar, LKM dan masyarakat dapat memilih dan
    menentukan apakah semua sekolah dasar atau hanya satu saja yang akan diintervensi dengan
    Program Kesehatan PAMSIMAS.
    Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam menentukan jumlah sekolah dasar yang akan
    diintervensi dengan program kesehatan PAMSIMAS adalah :
    • Besarnya biaya yang dibutuhkan. Biaya untuk program promosi kesehatan termasuk program
    promosi kesehatan di sekolah jumlahnya terbatas. Oleh sebab itu jangan sampai terjadi biaya yang
    dibutuhkan untuk program kesehatan di sekolah melebihi dari disediakan. Oleh sebab itu penting
    kiranya untuk menentukan prioritas sekolah dasar mana saja yang perlu di intervensi dengan
    program kesehatan sekolah.
    • Jumlah murid yang bersekolah. Penting kiranya dalam menentukan sekolah dasar yang akan di
    intervensi dengan program kesehatan PAMSIMAS melihat jumlah murid. Sekolah yang memiliki
    jumlah murid terbesar dari desa setempat layak dipilih untuk di intervensi dengan program
    kesehatan PAMSIMAS. Tujuannya adalah membuat murid-murid sebagai “change agent” atau
    perubah dilingkungan sekolah (sesama teman), di keluarga dan di lingkungan masyarakat.
    • Apabila di desa tersebut tidak terdapat sekolah dasar, sementara semua anak bersekolah di
    sekolah yang terletak di desa lain yang berdekatan, maka LKM dan masyarakat dapat menentukan
    apakah program kesehatan PAMSIMAS akan diberikan pada sekolah tersebut atau tidak. Yang
    perlu di ingat adalah tujuan dari Program Pendidikan Kesehatan di sekolah adalah agar muridmurid
    sekolah dapat bertindak sebagai agen perubahan bagi orangtua mereka, saudara-saudara,
    tetangga dan kawan-kawan mereka dapat terwujud.
    Posted by PUSKESMAS TURI On November 12, 2015

    TIM FUTSAL UPT PUSKESMAS TURI
    Posted by PUSKESMAS TURI On November 12, 2015
    Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut Undang-Undang dan WHO
    Pengertian sehat menurut WHO adalah “Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.”.
    Sedangkan menurut UU No 23 / 1992 Tentang kesehatan “Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.”
    Pengertian Lingkungan Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976) adalah ”Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.”
    Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian Kesehatan Lingkungan sebagai berikut :
    • Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut World Health Organisation (WHO) pengertian Kesehatan Lingkungan : Those aspects of human health and disease that are determined by factors in the environment. It also refers to the theory and practice of assessing and controlling factors in the environment that can potentially affect health. Atau bila disimpulkan “Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.”
    • Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) “Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.”
    • Jika disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan adalah “ Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.”
    Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
    Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
    Ruang lingkup Kesehatan lingkungan adalah :
    a. Menurut WHO
    1. Penyediaan Air Minum
    2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
    3. Pembuangan Sampah Padat
    4. Pengendalian Vektor
    5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
    6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
    7. Pengendalian pencemaran udara
    8. Pengendalian radiasi
    9. Kesehatan kerja
    10. Pengendalian kebisingan
    11. Perumahan dan pemukiman
    12. Aspek kesling dan transportasi udara
    13. Perencanaan daerah dan perkotaan
    14. Pencegahan kecelakaan
    15. Rekreasi umum dan pariwisata
    16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
    17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
    b. Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), ruang lingkup kesehatan lingkungan sebagai berikut :
    1. Penyehatan Air dan Udara
    2. Pengamanan Limbah padat/sampah
    3. Pengamanan Limbah cair
    4. Pengamanan limbah gas
    5. Pengamanan radiasi
    6. Pengamanan kebisingan
    7. Pengamanan vektor penyakit
    8. Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.
    Menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan, Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.  Lingkungan sehat tersebut antara lain mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
    Posted by PUSKESMAS TURI On November 12, 2015

     Penyebaran HIV / AIDS


    HIV tidak menular semudah itu ke orang lain. Virus ini tidak menyebar melalui udara seperti virus batuk dan flu. HIV hidup di dalam darah dan beberapa cairan tubuh. Tapi cairan seperti air liur, keringat, atau urin tidak bisa menularkan virus ke orang lain. Ini dikarenakan kandungan virus di cairan tersebut tidak cukup banyak. Cairan yang bisa menularkan HIV ke dalam tubuh orang lain adalah:
    • Darah
    • Dinding anus
    • Air Susu Ibu
    • Sperma
    • Cairan vagina, termasuk darah menstruasi
    HIV tidak tertular dari ciuman, air ludah, gigitan, bersin, berbagi perlengkapan mandi, handuk atau peralatan makan, memakai toilet atau kolam renang yang sama, digigit binatang atau serangga seperti nyamuk. Cara yang utama agar virus bisa memasuki ke dalam aliran darah adalah:
    • Melalui luka terbuka di kulit.
    • Melalui dinding tipis pada mulut dan mata.
    • Melalui dinding tipis di dalam anus atau alat kelamin.
    • Melalui suntikan langsung ke pembuluh darah memakai jarum atau suntikan yang terinfeksi.
    Melalui hubungan seks
    Penyebaran virus yang paling utama adalah dengan cara hubungan seks melalui vagina dan anal tanpa pelindung. Seks oral tanpa pelindung juga berisiko terinfeksi, tapi risikonya cukup kecil. Penyebaran HIV melalui seks oral akan meningkat jika orang yang melakukan seks oral sedang sariawan atau terdapat luka di mulut. Atau orang yang melakukan seks dengan orang baru saja terinfeksi HIV dan punya banyak virus di tubuhnya.
    • Tinggi rendahnya risiko penularan HIV berbeda-beda, tergantung pada jenis hubungan seks yang dilakukan.
    • Melakukan seks oral pada pria yang positif HIV, dan pria itu ejakulasi di mulut.
    • Penularan HIV bisa terjadi ketika kita lakukan seks oral pada wanita yang positif mengidap HIV, terutama saat sang wanita sedang menstruasi, meski risikonya kecil.
    • Menerima seks oral dari orang yang menderita HIV, risikonya sangat rendah, karena HIV tidak menular melalui air liur.
    Selain melalui hubungan seks, HIV bisa menular melalui:
    • Tranfusi darah.
    • Dari ibu kepada bayi, baik saat kehamilan, melahirkan atau ketika menyusui.
    • Berbagi jarum, baik untuk menindik atau menato.
    • Berbagi suntikan, terutama bagi para panasun (pengguna narkotika suntik).

    Pengaruh HIV Pada Tubuh Manusia

    Sistem kekebalan tubuh bertugas melindungi kita dari penyakit yang menyerang. Salah satu unsur yang penting dari sistem kekebalan tubuh adalah sel CD4 (salah satu jenis sel darah putih). Sel ini melindungi dari beragam bakteri, virus dan kuman lainnya.
    HIV menginfeksi sistem kekebalan tubuh. Virus memasuki sistem kekebalan pada sel CD4. Virus ini memanfaatkan sel CD4 untuk menggandakan dirinya ribuan kali. Virus yang menggandakan diri ini akan meninggalkan sel CD4 dan membunuhnya pada waktu yang sama. Makin banyak sel CD4 yang mati, sistem kekebalan tubuh akan makin rendah. Hingga akhirnya, sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi.
    Ketika proses ini terjadi, tubuh akan tetap merasa sehat dan tidak ada masalah. Kondisi ini bisa berlangsung selama 10 tahun atau bahkan lebih. Dan penderita bisa menyebarkan virus pada periode ini.

    Orang-orang yang Berisiko Terinfeksi HIV

    Ingatlah bahwa semua orang berisiko terinfeksi HIV, tanpa mengenal batasan usia. Tapi terdapat beberapa kelompok orang yang lebih berisiko terinfeksi HIV. Mereka adalah:
    • Orang-orang yang memakai narkotika suntik.
    • Orang membuat tato atau tindik.
    • Orang yang melakukan hubungan seks tanpa kondom baik sesama jenis kelamin, maupun heteroseksual.
    • Orang yang tinggal atau sering bepergian ke daerah-daerah dengan angka HIV tinggi, misalnya Afrika, Eropa Timur, Asia dan Amerika bagian selatan.
    • Orang yang melakukan transfusi darah di daerah dengan angka HIV tinggi.
    • Orang yang terkena infeksi penyakit seksual lain.
    • Orang yang melakukan hubungan seks dengan pemakai narkotika suntik.

    uks

    Posted by PUSKESMAS TURI On November 12, 2015

    Pengertian UKS ( Usaha Kesehatan Sekolah )

    1. Usaha Kesehatan Sekolah atau UKS adalah upaya pendidikan dan Kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan tanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan dan membimbing untuk menghayati, menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari. 
    2. Usaha Kesehatan Sekolah adalah wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin, merupakan perpaduan dua upaya dasar yaitu upaya pendidikan dan upaya kesehatan, yang pada giliranya nanti diharap Usaha
    3. Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan.
    Ruang Lingkup Usaha Kesehatan Sekolah

    Ruang lingkup UKS adalah ruang lingkup yang tercermin dalam Tiga Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS), yaitu sebagai berikut:
    1) Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan, yang meliputi aspek:
    1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk senantiasa berperilaku hidup sehat.
    2. Penanaman perilaku/kebiasaan hidup sehat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.
    3. Pelatihan dan penanaman pola hidup sehat agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
    2) Penyelenggaraan pelayanan Kesehatan di sekolah antara lain dalam bentuk:
    1. pelayanan kesehatan; termasuk Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).
    2. pemeriksaan penjaringan kesehatan peserta didik.
    3. pemeriksaan berkala.
    4. pengobatan ringan dan P3K maupun P3P.
    5. pencegahan penyakit (Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN); Perilaku Hidup Bersih Sehat. (PHBS); Pendidikan Kecakapan Hidup Sehat atau Life Skills Education.
    6. penyuluhan kesehatan dan konseling.
    7. pengawasan warung sekolah.
    8. pencatatan dan pelaporan tentang keadaan penyakit dan status gizi dan hal lainnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan.
    9. rujukan kesehatan ke Puskesmas (Jika diperlukan).
    10. Pengukuran tingkat kebugaran jasmani.
    3) Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat, baik fisik, mental, sosial maupun lingkungan     yang meliputi:
    1.  pelaksanaan 7K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan, kerindangan, kekeluargaan).
    2. pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan termasuk bebas asap rokok.
    3. pembinaan kerja sama antar masyarakat sekolah (guru, murid, pegawai sekolah, orang tua murid dan masyarakat sekitar).


    P2M

    Posted by PUSKESMAS TURI On November 12, 2015

    Program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

    Ruang Lingkup Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit:
    - Imunisasi
    - Surveilans epidemiologi
    - TBC
    - Malaria
    - Kusta
    - DBD
    - Penanggulangan KLB
    - ISPA/Pnemonia
    - Filariasis
    - AFP
    - Diare
    - Rabies/Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR)
    - Kesehatan Matra (Haji dan P. Bencana)
    - Frambusia
    - Leptospirosis
    - HIV/AIDS
    - Penyakit tidak menular (DM, hipertensi, dll).
    Definisi epidemiologi menurut WHO (1989) adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa yang berkaitan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah-masalah kesehatan.
    Pengertian Surveilans (WHO) adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.
    Surveilans epidemiologi adalah kegiatan aalisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tinakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
    Tujuan surveilans:
    1. Menentukan data dasar/besarnya masalah kesehatan
    2. Memantau atau mengetahui kecenderungan penyakit
    3. Mengidentifikasi adanya kejadian luar biasa
    4. Membuat rencana, pemantauan, penilaian atau evaluasi program kesehatan.

    Subsistem surveilans epideiologi kesehatan:
    c. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
    d. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
    e. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku
    f. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan
    g. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra

    Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentan Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan.
    Jenis-jenis penyakit yang diamati di Puskesmas (STP):

    10. Kolera
    11. Diare
    12. Diare Berdarah
    13. Tifus perut klinis
    14. TB Paru BTA +
    15. TB Paru Klinis
    16. Kusta PB
    17. Kusta MB
    18. Campak
    19. Difteri
    20. Batuk Rejan
    21. Tetanus
    22. Hepatitis Klinis
    23. Malaria Klinis
    24. Malaria Vivax
    25. Malaria Falsifarum
    26. Malaria mix
    27. Demam Berdarah Dengue
    28. Demam Dengue
    29. Pnemonia
    30. Sifilis
    31. Gonore
    32. Frambusia
    33. Filariasis
    34. Influenza

    Kejadian Luar Biasa (KLB) =
    Definisi Kejadian Luar Biasa (KLB) = adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidmiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu.

    Kriteria Kerja KLB:
    1. Timbulnya suatu penyakit/menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal.
    2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun waktu
    berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
    3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian, 2 kali atau lebih dibandingkan
    dengan periode sebelumnya.
    4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikkan dua kali lipat
    atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun
    sebelumnya.
    5. Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali
    lipat atau lebih dibanding dengan angka rata-rata perbulan dari tahun
    sebelumnya.
    6. Case Fatality Rate (CFR) dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih, dibanding dengan CFR dari periode sebelumnya.
    7. Proposional Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu
    menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih periode yang sama dalam kurun
    waktu/tahun sebelumnya.
    8. Beberapa penyakit khusus: kolera, DBD/DSS:
    a. Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis)
    b. Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu
    sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.
    9. Beberapa penyakit yang dialami 1 atau lebih penderita: keracunan makanan,
    keracunan pestisida.

    Macam penyakit menular:
     Penyakit karantina atau wabah (UU No.1 dan 2 tahun 1962): Kolera, Pes,
    Demam kuning, Deman bolak-balik, Tifus Bercak Wabah, Poliomielitis dan
    Difteri).
     Penyakit menular dengan potensi wabah tinggi: DBD, Diare, Campak, Pertusis
    dan Rabies, Avian Influenza, HIV/AIDS.
     Penyakit menular dengan potensi wabah rendah: malaria, meningitis,
    frambusia, keracunan, influenza, ensefalitis, antraks, tetanus neonatorum
    dan tifus abdominalis.
     Penyakit menular yang tidak berpotensi wabah : kecacingan, lepra, TBC,
    Sifilis, Gonore dan Filariasis.

    Penyelidikan epidemiologi KLB yaitu semua kegiatan yang dilakukan untuk memastikan adanya penderita penyakit yang dapat menimbulkan KLB, mengenai sifat-sifat penyebabnya dan faktor-fator yang mempengaruhi terjadinya dan penyebarluasannya.
    Tujuan Penyelidikan Epidemiologi KLB adalah untuk menentukan jenis penyakit yang menimbulkan KLB dan cara-cara mencegah meluasnya daerah/populasi yang terkena dan caracara pemberantasannya.


    3 M Plus adalah tindakan yang dilakukan secara teratur untuk memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk Demam Berdarah dengan cara :

    1. Menguras tempat-tempat penampungan air seperti : bak mandi / WC,
    tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung dan lain-lain seminggu
    sekali.
    2. Menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember, gentong, drum
    dan lain-lain.
    3. Mengubur semua barang-barang bekas yang ada di sekitar / di luar rumah yang
    dapat menampung air hujan.

    Plus tindakan memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk.
    • Membunuh jentik nyamuk Demam Berdarah di tempat air yang sulit dikuras atau
    sulit air dengan menaburkan bubuk Temephos (abate) atau Altosid 2 – 3 bulan
    sekali dengan takaran 1 gram abate untuk 10 liter air atau 2,5 gram Altosid untuk
    100 liter air. Abate dapat diperoleh/dibeli di puskesmas atau di apotik.
    • Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
    • Mengusir nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk
    • Mencegah gigitan nyamuk dengan memakai obat nyamuk gosok
    • Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
    • Tidak membiasakan menggantung pakaian di dalam kamar.

    ERADIKASI CAMPAK
    Penyakit campak sering juga disebut penyakit morbili atau measles. Definisi kasus campak klinis adalah kasus dengan gejala bercak kemerahan di tubuh berbentuk
    makulo papular selama 3 hari atau lebih disertai panas badan 38 derajat C atau lebih (teraba panas) dan disertai salah satu gejala batuk pilek atau mata merah (WHO).
    Pada sidang CDC/PAHO/WHO, tahun 1996 menyimpulkan bahwa penyakit campak dapat dieradikasi, karena satu-satunya pejamu (host) /reservoir campak hanya pada manusia, serta tersedia vaksin dengan potensi yang cukup tinggi yaitu effikasi vaksin 85%, dan diperkirakan eradikasi dapat dicapai 10-15 tahun setelah eliminasi.
    WHO mencanangkan beberapa tahapan dalam upaya pemberantasan campak, dengan tekanan strategi yang berbeda-beda pada setiap tahap yaitu :

    1.Tahap Reduksi
    Tahap ini dibagi dalam 2 tahap :
    a.Tahap pengendalian campak
    Pada tahap ini ditandai dengan upaya peningkatan cakupan imunisasi campak rutin dan upaya imunisasi tambahan di daerah dengan morbiditas campak yang tinggi. Daerah-daerah ini masih merupakan daerah endemis campak, tetapi telah terjadi
    penurunan insiden dan kematian, dengan pola epidemiologi kasus campak menunjukkan 2 puncak setiap tahun.
    b.Tahap Pencegahan KLB
    Cakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi > 80% dan merata, terjadi penurunan tajam kasus dan kematian, insiden campak telah bergeser kepada umur yang lebih tua, dengan interval KLB antara 4-8 tahun.
    2. Tahap Eliminasi
    Cakupan imunisasi sangat tinggi > 95% dan daerah-daerah dengan cakupan imunisasi rendah sudah sangat kecil jumlahnya. Kasus campak sudah jarang dan KLB hampir tidak pernah terjadi.
    Anak-anak yang dicurigai rentan (tidak terlindung) harus diselidiki dan diberikan imuniasi campak.
    3. Tahap Eradikasi.
    Cakupan imunisasi sangat tinggi dan merata, serta kasus campak sudah tidak ditemukan. Transmisi virus campak sudah dapat diputuskan, dan negara-negara di dunia sudah memasuki tahap eliminasi.

    Surveilans campak dilakukan untuk mengetahui permasalahan dalam penanggulangan campak yang meliputi :
    1. Kelompok umur kasus campak
    2. Status imunisasi kasus campak
    3. Wilayah yang bermasalah serta waktu kejadian kasus campak
    4. Memprediksi terjadinya KLB campak

    Kegunaan data surveilans campak bagi program imunisasi :
    1. Untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan imunisasi campak
    2. Memberikan arahan bagi program imunisasi dalam menentukan kebijakan imunisasi campak dan perencanaan dimasa mendatang secara tepat sesuai dengan permasalahan yang ditemukan oleh surveilans.
    Peran petugas kesehatan dalam surveilans campak:
    1. Melakukan pengobatan
    2. Mencatat dan melaporkan setiap kasus campak ke Puskesmas / Dinas
    Kesehatan setempat menggunakan form C1
    3. Pastikan status imunisasi campak penderita telah tercatat.
    4. Menanyakan pada keluarga penderita apakah ada penderita campak lain di
    wilayahnya
    5. Jika terdapat kasus, keluarga disarankan untuk membawa penderita campak
    ke Puskesmas / pelayanan kesehatan setempat



    Tatalaksana kasus campak:
    1. Pengobatan simptomatik (atipiretik)
    2. Pemberian antibiotik bila ada komplikasi, bila berat segera dirujuk ke RS
    3. Pemberian vitamin A dosis tinggi (sesuai umur)
    4. Perbaikan gizi
    5. meningkatkan cakupan imunisasi campak/ring vaksinasi (program cepat,sweeping) pada desa-desa risiko tinggi.
    Peran Puskesmas dalam Penanggulangan KLB Campak:
    1. Setiap kasus campak yang datang ke Puskesmas, harus dicatat dalam formulir
    C1, laporkan setiap bulan ke Kabupaten.
    2. Setelah itu tanyakan apakah ada anak lain di sekitar penderita yang
    mempunyai penyakit dengan gejala yang sama, bila ada, lakukan pelacakan.
    3. Bila terdapat lebih dari 5 penderita dalam 4 minggu berturut-turut
    mengelompokkan secara epidemiologis di wilayah puskesmas, lakukan
    penyelidikan KLB menggunakan formulir C1 dan C2.

    Definisi Kasus Campak Konfirmasi:
    1. Pemeriksaan laboratorium serologis (IgM positip atau kenaikan titer antibodi 4
    kali) dan atau isolasi virus campak positip.
    2. Kasus campak yang mempunyai kontak langsung (hubungan epidemiologi)
    dengan kasus konfirmasi, dalam periode waktu 1-2 minggu.

    Definisi KLB campak
    1. Tersangka KLB Campak
    Adanya 5 atau lebih kasus tersangka campak dalam waktu 4 minggu
    berturut-turut mengelompok dan mempunyai hubungan epidemiologis satu sama
    lain.
    2. KLB Campak Pasti
    Apabila minimum 2 spesimen positif IgM campak dari hasil pemeriksaan kasus
    pada tersangka KLB campak.

    Tindakan Puskesmas bila terjadi tersangka KLB campak ?
    1. Laporkan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota
    2. Lacak penderita bersama Kab/Kota menggunakan formulir C1 dan C2
    3. Ambil specimen darah penderita sesuai pedoman, segera kirim ke Dinkes
    Kabupaten / Kota
    4. Analisa data, buat kesimpulan seperti tertera dalam peran Puskemas
    5. Laporkan hasil penyelidikan KLB dan diskusikan dengan staf Puskesmas
    dan Kabupaten
    6. Buat laporan lengkap KLB setelah tidak ada lagi kasus tambahan selama
    2x masa inkubasi (2×2 minggu). Laporkan ke Dinas Kesehatan
    kabupaten/kota.

    Menurut WHO, apabila ditemukan satu (1) kasus pada satu wilayah, maka kemungkinan ada 17-20 kasus di lapangan pada jumlah penduduk rentan yang tinggi.

    Pada tahap reduksi campak dengan pencegahan KLB :
    Pemeriksaan laboratorium dilakukan terhadap 10 - 15 kasus baru pada setiap KLB.
    Populasi rentan (susceptible) atau tak terlindungi imunisasi campak dapat dihitung dengan rumus :
    Prc = Px - 0,85 ( Cix .Px ) - BS - AM
    Prc = Jumlah populasi rentan campak pada tahun (x)
    Px = Jumlah populasi bayi pada tahun (x)
    Ci.x = % cakupan imunisasi tahun (x)
    BS = Jumlah Bayi sakit campak selama periode thn x
    AM = Jurnlah Bayi meninggal selama periode tahun (x)
    Cara pengambilan specimen darah pada tersangka KLB campak ?
    1. Darah : ambil 3 – 5 ml darah vena pada tersangka penderita campak sebelum 28
    hari setelah timbul rash, menggunakan syring 5 ml. Diamkan dalam suhu kamar
    selama 1 jam. Ambil serum,masukkan ke dalam tabung khusus. LAli masukkan ke
    dalam spesimen carier pada suhu 2 – 8 ° C.
    2. Segera kirim ke propinsi atau laboratorium campak nasional

    IMUNISASI
    Tujuan kegiatan imunisasi:
    1. Memberikan kekebalanpada bayi, anak dan ibu hamil dengan maksud menurunkan
    angka kesakitan dan kematian serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari
    PD3I.
    2. Tercapainya Universal Child Immunization yaitu tercapainya cakupan
    imunisasi dasar lengkap > 80% (1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosois Polio,
    1 dosis Campak dan 3 dosis Hepatitis B sebelum anak berusia 1 tahun).
    3. Tercapainya Eliminasi Tetanus Neonatorum (insiden < 1 per 10.000 KH). 4. Tercapainya Eradikasi Poliomyelitis di seluruh Indonesia. 5. tercapainya reduksi Campak sebesar 90% dibandingkan sebelum program imunisasi dilakukan. Vaksin dibuat dari berbagai cara:  Bibit penyakit yang dimatikan : bakteri pertusis  Bibit penyakit yang dilemahkan: campak, polio, BCG  Toksin yang diubah menjadi toksoid: TT dan DT  Bioteknologi rekayasa genetika: Hepatitis B. Karakteristik vaksin: Jenis vaksin produksi PT. Bio Farma untuk program imunisasi saat ini adalah : • BCG (Basillus Calmette Guirene) dalam bentuk ampul berisi 20 dosis IP = 4 • Polio dalam bentuk vial berisi 10 dosis/5 cc IP = 8 • Campak dalam bentuk vial verisi 10 dosis/5 cc IP = 4 • TT (Tetanus Toxoid) dalam bentuk vial berisi 10 dosis/5 cc) IP = 8 • DT (Difteri Tetanus) dalam bentuk 10 dosis/5 cc) IP = 20 • DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis) dalam bentuk vial berisi 10 dosis/5 cc IP = 6 • Hepatitis B dalam bentuk uniject berisi 1 dosis (0,5 cc) IP = 1 Sifat vaksin: 1. Vaksin yang rusak karena pembekuan: DPT, DT, TT, Hepatitis B 2.Vaksin yang tidak rusak karena pembekuan (boleh beku): BCG, Polio dan Campak. Kebijaksanaan penggunaan kembali vaksin yang telah dibuka adalah sebagai berikut : a. Vaksin DTP, DT, TT, Hep. B dan Polio dapat digunakan kembali hingga 4 minggu sejak vial vaksin dibuka. b. Vaksin campak karena tidak mengandung zat pengawet hanya boleh digunakan tidak lebih dari 6 jam sejak dilarutkan. Sedangkan vaksin BCG boleh digunakan hanya 3 jam setelah dilarutkan. c. Sisa vaksin dari lapangan seperti BCG, Campak, Polio, DTP, DT, TT dan Hep. B jangan disimpan dalam lemari es d. Sisa vaksin harus disimpan selama ± 1 bulan. Hal ini diperlukan untuk melacak bila terjadi kasus KIPI pada vaksin yang telah dipergunakan Uji mutu vaksin Mutu vaksin DPT yang baik:  Bila didiamkan lama maka ada sedikit endapan pada dasarnya.  Bila botol dimiringkan maka endapan mudah bergerak.  Jika dikocok maka vaksin menjad berkabut. Kabut sangat halus dan tidak ada bintik-bintik. Kabut tersebut menjadi endapan lagi secara perlahan-lahan.  Vaksin DPT dapat rusak kalau pernah beku. Untuk itu diperiksa dengan uji kocok. Uji kocok (shake test) vaksin DPT:

    TIDAK PERNAH BEKU
    Saat ini = Rata dan keruh
    15 menit = Tetap rata dan keruh
    30 menit = Mulai jernih tapi tidak ada endapan
    60 menit = Sebagian jernih dan dengan endapan keruh bila digoyang

    WAKTU PERNAH BEKU
    Saat ini = Ada gumpalan kecil, sedikit keruh
    15 menit = Ada endapan pada dasar botol
    30 menit = Sebagian tetap jernih, ada endapan tebal
    60 menit = Endapan tebal bergerak bila botol digoyang

    5 DOSIS TT SEUMUR HIDUP

    ANTIGEN INTERVAL PROTEKSI
    TT1 0 tahun
    4 minggu
    TT2 3 tahun
    6 bulan
    TT3 5 tahun
    1 tahun
    TT4 10 tahun
    1 tahun
    TT5 > 25 Tahun

    Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
    Definisi KIPI
    Menurut Komite Nasional Pengkajian dan Penaggulangan KIPI (KN PP KIPI), KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi.
    KN PP KIPI membagi penyebab KIPI menjadi 5 kelompok faktor etiologi menurut klasifikasi lapangan WHO Western Pacific (1999), yaitu:

    1. Kesalahan program/teknik pelaksanaan (programmic errors)
    2. Reaksi suntikan
    3. Induksi vaksin (reaksi vaksin)
    4. Faktor kebetulan (koinsiden)
    5. Penyebab tidak diketahui

    Imunisasi Pada Kelompok Resiko
    Untuk mengurangi resiko timbulnya KIPI maka harus diperhatikan apakah resipien termasuk dalam kelompok resiko. Yang dimaksud dengan kelompok resiko adalah:
    1. Anak yang mendapat reaksi simpang pada imunisasi terdahulu
    Hal ini harus segera dilaporkan kepada Pokja KIPI setempat dan KN PP KIPI dengan mempergunakan formulir pelaporan yang telah tersedia untuk penanganan segera.
    2. Bayi berat lahir rendah
    Pada dasarnya jadwal imunisasi bayi kurang bulan sama dengan bayi cukup bulan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada bayi kurang bulan adalah:
    a) Titer imunitas pasif melalui transmisi maternal lebih rendah dari pada bayi cukup bulan
    b) Apabila berat badan bayi sangat kecil (<1000 gram) imunisasi ditunda dan diberikan setelah bayi mencapai berat 2000 gram atau berumur 2 bulan; imunisasi hepatitis B diberikan pada umur 2 bulan atau lebih kecuali bila ibu mengandung HbsAg
    c) Apabila bayi masih dirawat setelah umur 2 bulan, maka vaksin polio yang diberikan adalah suntikan IPV bila vaksin tersedia, sehingga tidak menyebabkan penyebaaran virus polio melaui tinja
    3. Pasien imunokompromais
    Keadaan imunokompromais dapat terjadi sebagai akibat penyakit dasar atau sebagai akibat pengobatan imunosupresan (kemoterapi, kortikosteroid jangka panjang). Jenis vaksin hidup merupakan indikasi kontra untuk pasien imunokompromais dapat diberikan IVP bila vaksin tersedia. Imunisasi tetap diberikan pada pengobatan kortikosteroid dosis kecil dan pemberian dalam waktu pendek. Tetapi imunisasi harus ditunda pada anak dengan pengobatan kortikosteroid sistemik dosis 2 mg/kg berat badan/hari atau prednison 20 mg/ kg berat badan/hari selama 14 hari. Imunisasi dapat diberikan setelah 1 bulan pengobatan kortikosteroid dihentikan atau 3 bulan setelah pemberian kemoterapi selesai.
    4. Pada resipien yang mendapatkan human immunoglobulin
    Imunisasi virus hidup diberikan setelah 3
    Posted by PUSKESMAS TURI On November 12, 2015

    POSKO KESEHATAN PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR 
    UPT PUSKESMAS TURI











    Posted by PUSKESMAS TURI On November 12, 2015
    TOUR BALI UPT PUSKESMAS TURI