MANJA PAPAKU
(Memandikan Jenazah Tanpa Dipangku)
#Cegah Transmisi penularan Covid-19 pada Modin Jenazah
Top 15 SINOLLA 2021 (Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Lamongan)
ABSTRAK
MANJA PAPAKU (Memandikan Jenazah Tanpa di Pangku) merupakan program Inovasi yang bertujuan meningkatkan kemampuan Modin Jenazah dalam memandikan jenazah pada kasus penyakit menular terutama Covid-19.
Problem saat ini masih banyaknya cara memandikan jenazah dengan dipangku tanpa menggunakan APD, sedangkan diwilayah kecamatan turi termasuk dalam kategori angka kasus Covid-19 tertinggi dikabupaten Lamongan.
Selama ini pasien dengan Covid-19 yang meninggal hampir semua dilakukan pemandian jenazah di rumah sakit. Hal ini karena modin jenazah tidak berani memadikan karena takut tertular dan tidak tau cara memandikan jenazah yang aman sesuai standart kesehatan.
Puskesmas Turi berupaya untuk membina dan meningkatkan kemampuan modin jenazah untuk bisa memandikan jenazah dengan penyakit menular terutama Covid-19 secara aman tanpa dipangku, menggunakan APD yang standart,saniter melalui inovasi MANJA PAPAKU.
Setelah dilakukan inovasi dengan MANJA PAPAKU, didapatkan hasil terlatihny Bapak Ibu mudin jenazah di wilayah kecamatan turi hingga 95%, dan pengadaan APD Pemandian jenazah disetiap desa meningkat menjadi 77%. Hal positif yang didapatkan 1) Pemahaman Bapak Ibu mudin tentang pemandian jenazah pada penyakit menular terutama Covid-19 , 2) mempermudah dalam pembelian APD dan Bak mandi jenazah bagi desa yang ada di wilayah kecamatan turi, 3) memandikan jenazah dengan aman tanpa rasa khawatir akan tertular 4) Partisipasi LINSEK dan Para mudin jenazah dalam memberikan penanganan akan semakin tanggap dan cepat sehingga tidak ada lagi penolakan jenazah dengan kasus Covid-19)
Hasil survey ilmiah tentang efektifitas inovasi MANJA PAPAKU terhadap resiko transmisi penyakit menular khususnya Covid-19 pada pada modin jenazah dengan metodologi Cross Sectional dengan pendekatan Corelational didapatkan hasil peningkatan kapasitas Modin Jenazah meningkat menjadi 86%, praktik memandikan jenazah model Tanpa Dipangku menjadi 82%, tingkat kepuasan masyarakat meningkat menjadi 93%, penularan infeksi penyakit dari proses pemulasaraan jenazah menjadi 0%. Hasil uji Spearman Rho didapatkan hasil nilai α=0,001 yang bermakna signifikan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi MANJA PAPAKU jika dilaksanakan dengan baik, akan berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kapasitas Moden Jenazah serta menurunkan resiko Transmisi Infeksi penyakit menular dari Jenazah khususnya jenazah Covid-19.
TUJUAN INOVASI
Inisiatif MANJA PAPAKU mempunyai tujuan utama yaitu meningkatkan kemampuan Bapak Ibu mudin Jenazah dan menurunkan resiko Transmisi Infeksi pada Jenazah. Hal ini mendesak karena pada tahun 2019-2020 di wilayah Kecamatan Turi angka terlatihnya bapak ibu mudin jenazah masih rendah yaitu 45% dan hanya 10 %desa yang memiliki APD diwilayah kecamatan turi, sedangkan kasus penyakit menular terus meningkat terutama Covid-19. selama ini dalam memandikannya jenazah Covid-19 masih bergantung pada rumah sakit.
Melihat fakta di atas, Puskesmas Turi tergerak untuk mengatasinya. Inovasi MANJA PAPAKU (Memandikan Jenazah Tanpa di Pangku) dibentuk untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara mengadakan pertemuan dan evaluasi rutin terhadap bapak ibu mudin jenazah dalam setiap tahun serta mengadakan koordinasi dengan puskesmas turi dalam mengadakan pembelian APD dan Bak mandi jenazah.
Cara yang ditempuh adalah dengan menguatkan hubungan antara LINSEK, Bapak Ibu mudin jenazah dan petugas kesehatan dari puskesmas turi dalam menyediakan APD dan Bak mandi jenazah
KEUNGGULAN INOVASI
Sebelum munculnya inisiatif MANJA PAPAKU, Penatalaksanaan pemandian jenazah dengan penyakit menular sebelumnya masih banyak yang dipangku tanpa menggunakan APD Lengkap maupun Bak Mandi Khusus. Resiko terinfeksi bisa saja terjadi ketika tidak menggunakan APD dan Bak pemandian jenazah yang saniter, dan sistim memandikannya masih dipangku. Selain itu pencemaran lingkung bisa terjadi ketika yang digunakan adalah tempat mandi masih menggunakan dipan yang pembuangan airnya tdk mengalir satu arah.
Munculnya Inisiatif MANJA PAPAKU membawa dampak positif terhadap pelayanan publik yang signifikan. Melalui Pelatihan rutin tahunan pada mudin jenazah, sehingga mereka memiliki pengetahuan yang cukup tentang tatalaksana memandikan Jenazah sesuai dengan protokol kesehatan.
Inovasi ini berdampak positif dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan mampu meningkatkan kesadaran bahwa setiap jenazah Covid-19 harusnya mendapatkan perlakuan yang layak tanpa intimidasi.
Mudin jenazah yang sehat dan produktif menjadi agen perubahan karena punya akses yang lebih banyak dengan masyarakat. Mereka mudah berinteraksi dalam menjalankan tugasnya, sehingga langkah inovasi ini efisien dan efektif.
TRANSFERABILITAS
Program inovasi MANJA PAPAKU sangat mudah dipindahkan, ditransfer, dan diadaptasi karena hanya membutuhkan pelatihan rutin memandikan jenazah dan mengkoordinir pembelian APD Lengkap.
Dengan peran aktif mudin jenazah maka upaya pencegahan transmisi penularan infeksi penyaki menular terutama Covid-19 dapat terlaksana secara maksimal.
Karena MANJA PAPAKU mengedepankan unsur pemberdayaan masyarakat, maka inivasi ini sangat layak untuk diadopsi dan diaplikasikan di seluruh wilayah Kabupaten Lamongan dan Jawa Timur.
SUMBER DAYA DAN KEUANGAN
Keuangan
Anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 8.400.000/tahun.
Swadaya Masyarakat 2000.000/tahun
Pembelian APD dan BAK Mandi jenazah dengan harga 4000.000 perdesa
Diwujudkan untuk acara penyuluhan dan pelatihan mudin jenazah serta persiapan kegiatan pemandian jenazah
Sumber Daya Manusia
76 mudin jenazah, 19 Bidan Desa, , 1 Programer HIV, 19 Polisi desa.
Penunjang
18 Ambulan desa
STRATEGI INOVASI
Untuk menentukan langkah strategis, terlebih dahulu menganalisis penyebab domain dari masalah kasus Covid-19 dikecamatan turi merupakan kasus tertinggi di Kabupaten lamongan. Langkah strategis dalam inovasi MANJA PAPAKU adalah :
Belum ada pelatihan khusu mudin jenazah
Belum ada sarana prasarana khusus untu memandikan jenazah
Belum ada wadah dan komunitas khusus dalam pencegahan penyakit menular pada jenazah
Kondisi sanitasi lingkungan belum memenuhi standart kesehatan
Komunikasi tidak efektif
Dari penyebab domain di atas maka langkah strategis yang dilakukan adalah:
Bekerja sama dengan lintas sektor, aparatur desa, tokoh agama, tokoh pemuda untuk berkomitmen bersama dalam pencegahan transmisi penularan pada Jenazah terutama penularan HIV AIDS
Siap mengkoordinir pembelian APD dan BAK Mandi jenazah
Penguatan pelatihan mudin jenazah dengan memberikan pelatihan penatalaksanaan jenazah pada penyakit menular terutama HIV AIDS.
Peningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pembuangan limbah satu arah dan melakukan sterilisasi APD, Bak mandi jenazah secara benar.
Menjalin komunikasi yang efektif melalui media sosial
KEBERLANJUTAN
Agar inovasi MANJA PAPAKU tetap berkelanjutan, maka langkah strategis yang ditetapkan adalah:
Menjaga dan menguatkan komitmen bersama tokoh agama, pj desa dan petugas puskesmas dengan pertemuan rutin setiap 1 tahun sekali untuk pelatihan bagi mudin yang belum terlatih.
Menjaga dan menguatkan komitmen bersama dengan lintas sektor, aparatur des, tokoh masyarakat dengan pertemuan rutin setiap 3 bulan sekali.
Pemantauan terkait perawatan APD dan Bak mandi jenazah secara rutin
Menlakukan sosialisasi secara berkesinambungan terhadap pembelian alat bagi desa yang belum mempunyai.
Pelaporan setiap kali ada kasus kematian dengan Covid-19 pada programmer HIV AIDS
Monitoring dan evaluasi oleh Programer Covid-19 Puskesmas Turi terhadap mudin jenazah setiap satu tahun sekali.
Mengalokasikan penganggaran MANJA PAPAKU pada keuangan puskesmas setiap tahun melalui dana Bantuan Operasional Puskesmas (BOK).
CAPAIAN KINERJA
Setelah inovasi, modin yang terlalih meningkat menjadi 95% ditahun 2020 dan pengadaan APD Pemandian jenazah disetiap desa meningkat menjadi 77% ditahun 2021 Padahal sebelum inovasi, hanya mencapai 45% mudin yang terlatih dan 10% desa yang memiliki APD Lengkap.
Tidak terdapat jenazah pada penyakit menular terutama HIV AIDS yang dipangku saat memandikan.
MANJA PAPAKU melahirkan komunitas masyarakat para mudin jenazah dan LINSEK setempat yang bertugas memantau dan melakukan pemandian jenazah serta persiapan APD dan mengontrol APD setiap kali pakai serta perawatan satu bulan sekali.
Hasil survey ilmiah tentang efektifitas inovasi MANJA PAPAKU terhadap resiko transmisi penyakit menular pada jenazah dengan metodologi Cross Sectional dengan pendekatan Corelational didapatkan hasil peningkatan kapasitas Modin Jenazah menjadi 86%, praktik memandikan jenazah model Tanpa Dipangku menjadi 82%, tingkat kepuasan masyarakat meningkat menjadi 93%, penularan infeksi penyakit dari proses pemulasaraan jenazah menjadi 0%. Hasil uji Spearman Rho didapatkan hasil nilai α=0,001 yang bermakna signifikan.
0 comments:
Posting Komentar