• PRESTASI
  • Senin, 13 Oktober 2014

    Posted by PUSKESMAS TURI On Oktober 13, 2014

    Penyakit virus ebola

    Penyakit virus ebola
    Klasifikasi dan rujukan eksternal
    Sebuah fotografi pada tahun 1976 yang menunjukkan dua perawat berdiri di depan Mayinga N., seorang pengidap Ebola; ia meninggal beberapa hari setelah mengalami pendarahan internal.






    UNTUK LIHAT VIDEO KLIK DSINI
    UNTUK LIHAT VIDEO KLIK DISINI


    Penyakit virus ebola (EVD) atau demam berdarah Ebola (EHF) adalah penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus Ebola. Gejalanya biasanya dimulai dua hari hingga tiga minggu setelah terjangkit virus, dengan adanya demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan sakit kepala. Biasanya diikuti dengan mual, muntah, dan diare, serta menurunnya fungsi liver dan ginjal. Pada saat itu, beberapa orang mulai mengalami masalah pendarahan.[1]

    Penyebab dan diagnosis

    Virus mungkin didapatkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi (bisanya monyet atau kelelawar buah).[1] Penyebaran lewat udara belum pernah tercatat dalam lingkungan alami.[2] Kelelawar buah diyakini dapat membawa dan menyebarkan virus tanpa terjangkit. Begitu terjadi infeksi pada manusia, penyakit ini dapat menyebar pada orang-orang. Pria yang selamat dari penyakit ini dapat menularkannya lewat semen selama hampir dua bulan. Untuk membuat diagnosis, biasanya penyakit lain dengan gejala serupa, seperti malaria, kolera dan demam berdarah virus lainnya harus dikecualikan terlebih dahulu. Untuk memastikan diagnosis, sampel darah diuji untuk antibodi virus, RNA virus, atau virus itu sendiri.[1]

    Pencegahan

    Pencegahannya meliputi upaya mengurangi penyebaran penyakit dari monyet dan babi yang terinfeksi ke manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa hewan tersebut terhadap infeksi, serta membunuh dan membuang hewan dengan benar jika ditemukan penyakit tersebut. Memasak daging dengan benar dan mengenakan pakaian pelindung ketika mengolah daging juga mungkin berguna, begitu juga dengan mengenakan pakaian pelindung dan mencuci tangan ketika berada di sekitar orang yang menderita penyakit tersebut. Sampel cairan dan jaringan tubuh dari penderita penyakit harus ditangani dengan sangat hati-hati.[1]
    Belum ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, upaya untuk membantu orang yang terjangkit meliputi pemberian terapi rehidrasi oral (air yang sedikit manis dan asin untuk diminum) atau cairan intravena.[1] Penyakit ini memiliki tingkat kematian yang tinggi: seringkali menewaskan antara 50% hingga 90% orang yang terinfeksi virus.[1][3] EVD pertama kali diidentifikasi di Sudan dan Republik Demokratik Kongo. Penyakit ini biasanya mewabah di wilayah tropis Afrika Sub-Sahara.[1] Sejak tahun 1976 (ketika pertama kali diidentifikasi) hingga 2013, kurang dari 1.000 orang per tahun telah terinfeksi.[1][4] Wabah terbesar hingga saat ini adalah wabah Ebola Afrika Barat 2014 yang sedang terjadi, dan melanda Guyana, Sierra Leone, Liberia dan kemungkinan Nigeria.[5][6] Hingga bulan Agustus 2014, lebih dari 1600 kasus telah diidentifikasi.[7] Upaya sedang dilakukan untuk mengembangkan vaksin, namun belum membuahkan hasil.[1]

    Referensi

    1. ^ a b c d e f g h i "Ebola virus disease Fact sheet N°103". World Health Organization. March 2014. Diakses 12 April 2014.
    2. ^ "2014 Ebola Virus Disease (EVD) outbreak in West Africa". WHO. Apr 21 2014. Diakses 3 August 2014.
    3. ^ C.M. Fauquet (2005). Virus taxonomy classification and nomenclature of viruses; 8th report of the International Committee on Taxonomy of Viruses. Oxford: Elsevier/Academic Press. hlm. 648. ISBN 9780080575483.
    4. ^ "Ebola Viral Disease Outbreak — West Africa, 2014". CDC. June 27, 2014. Diakses 26 June 2014.
    5. ^ "CDC urges all US residents to avoid nonessential travel to Liberia, Guinea, and Sierra Leone because of an unprecedented outbreak of Ebola.". CDC. July 31, 2014. Diakses 2 August 2014.
    6. ^ "Outbreak of Ebola in Guinea, Liberia, and Sierra Leone". CDC. August 4, 2014. Diakses 5 August 2014.
    7. ^ "Ebola virus disease update - West Africa". WHO. Aug 4, 2014. Diakses 6 August 2014.
    Bibliografi

    0 comments:

    Posting Komentar