• PRESTASI
  • Senin, 21 Oktober 2013

    Posted by PUSKESMAS TURI On Oktober 21, 2013


    A. MORTALITAS.
                  Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survey dan penelitian.
    1. Angka Kematian Bayi ( AKB ).
                        Dari data survey yang ada, kematian bayi yang terdapat di Puskesmas Turi ada 6 kematian bayi, yaitu : di Desa Balun 2, Desa Turi 1, Desa Keben 1, Desa Geger 1 dan Desa Kepudibener 1.
    2. Angka Kematian Balita ( AKABA ).
                        Angka kematian balita pada tahun 2012 di Puskesmas Turi tidak ada kematian balita.
    3. Angka Kematian Ibu ( AKI ).
                      Angka Kematian Ibu diperoleh berbagai survei yang dilakukan secara khusus. Pada tahun 2012 untuk Puskesmas Turi angka kematian ibu maternal tidak ada.
    4. Angka Kematian Kasar ( AKK ).
                       Angka Kematian Kasar di Puskesmas Turi pada tahun 2012 yaitu sejumlah 334.
    5. Umur Harapan Hidup ( UHH ).
                     Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan umur harapan Hidup (UHH) waktu lahir. Angka Kematian Bayi sangat peka terhadap perubahan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan Umur Harapan Hidup (UHH) pada waktu lahir, meningkatnya umur harapan hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat.
    Angka harapan hidup adalah rata-rata lamanya hidup yang akan di capai oleh penduduk. Untuk Puskesmas Turi pada tahun 2012 angka harapan hidup mencapai 65 tahun.

    B. MORBIDITAS.
                   Angka Kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari Bidan-bidan Desa maupun dari sarana pelayanan kesehatan yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan.
    1.  Penyakit Menular.
                 Penyakit menular yang disajikan dala profil kesehatan antara lain penyakit malaria, TB Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafas Akut (ISPA).
         a.     Penyakit Malaria
             Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia, perkembangan penyakit malaria dipantau melalui Annual Parasite Incidence (API), dari hasil laporan dan pengamatan di lapangan tidak ditemukan penderita.
        b.      Penyakit TB Paru
                    Menurut hasil kinerja Puskesmas Turi tahun 2012, penderita TB paru berjumlah  42, diobati 42 dan yang sembuh 17 orang. 
        c.    Penyakit HIV /AIDS
                     Penyakit HIV / AIDS di Puskesmas Turi diketemukan 2 penderita di Desa Turi 1 dan di Desa Geger 1. 
        d.    Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA )
    ISPA masih merupakan penyakit utama penyabab kematian bayi dan balita di Indonesia. Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit infeksi saluran pernafasan akut lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan tata laksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita pneumonia balita yang ditemukan.
        e.   Penyakit Kusta
                Penyakit kusta di Puskesmas Turi mengalami penurunan. Pada tahun 2012 penderita kusta sebanyak 3 dan yang telah menjalani pengobatan sebanyak 3 orang.
    2. Penyakit Menular Yang dapat Dicegah Dengan Imunisasi ( PD3I )
         PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan denganpelaksanaan program imuniasasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit tetanus neonatorum, campak, difteri, pertusis dan hepatitis B.
          a.    Tetanus Neonatorum
                   Jumlah kasus tetanus neonatorum di Puskesmas Turi tidak ada ( nihil ). Hal ini dikarenakan meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan ( Bidan ). Yang terpenting adalah usaha pencegahan yaitu pertolongan persalinan yang higeinis di tunjang dengan imunisasi TT pada ibu hamil.
         b.     Campak
                 Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar biasa. Sepanjang tahun 2012 di Puskesmas Turi  tidak ada penderita campak.
          c.     Difteri
                Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relative rendah, rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi, KLB difteri di Puskesmas Turi tahun 2012 tidak ada ( nihil ).
         d.     Pertusis
                       Jumlah kasus pertusis di Puskesmas Turi pada tahun 2012  adalah 0 ( nihil ).
          e.    Hepatitis B
                        Jumlah kasus Hepatitis pada tahun 2012  sebanyak 0 kasus        ( nihil ).
    3. Penyakit Potensi KLB / Wabah
         a. Demam Berdarah Dengue
                     Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh wilayah. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian relativ tinggi, sedangkan angka kematian cenderung menurun.
    Upaya pemberantasan DBD ditik beratkan pada penggrakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M), pemantauan angka bebas jentik (ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. Jumlah kasus DBD di Puskesmas Turi tahun 2012 sebanyak 18 kasus. 
         b. Diare
                  Untuk kasus diare di Puskesmas Turi tahun 2012 diperkirakan sebanyak 1.969 . Sedangka diare yang ditangani 825 (41,89%).
          c. Filariasis
                       Kasus penyakit Filariasis di Puskesmas Turi pada tahun 2012 tidak ada kasus.
    4. Penyakit Tidak Menular
                   Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat, serta situasi lingkungan, perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya polusi lingkungan. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti Penyakit Jantung, Tumor, Diabetes, Hipertensi, Gagal Ginjal, dan sebagainya. 
         a. Cedera dan Kecelakaan Lalu Lintas
                Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) dapat menyebabkan luka ringan, luka berat maupun kematian. Selama tahun 2012, tercatat 145 kasus KLL dengan korban sebanyak 198 orang. 
         b. Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut
            Pelayanan kesehatan dasar gigi dan mulut di Puskesmas Turi tahun 2012 adalah pencabutan gigi tetap sebanyak 522 dan tumpatan gigi tetap sebanyak 397. 
    5. Penyalahgunaan NAPZA / Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya.
                  Ditinjau dari jenisnya, ketergantungan NAPZA merupakan penyakit mental dan perilaku, yang dapat berdampak pada kondisi kejiwaan yang bersangkutan dan masalah lingkungan sosial. 
            Faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA sangat kompleks yang diakibatkan interaksi antara faktor-faktor yang terkait dengan individu, lingkungan dan tersedianya zat (NAPZA). Tidak ada penyebab tunggal (single cause) yang mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan NAPZA. 
    Untuk mencegahnya Puskesmas Turi pada tahun 2012 telah melakukan penyuluhan dengan sasaran Tokoh Masyarakat, Pendidik, LSM, Murid sekolah.

    C. STATUS GIZI
                Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain bayi dengan beat badan lahir rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur kurang energi kronis (KEK).
    1. Bayi Dengan Berat Badan lahir Rendah (BBLR)
               Berat badan lahir rendah  (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 katagori yaitu BBLR karena premature atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Untuk tahun 2012 di Puskesmas Turi jumlah BBLR sebanyak 25 bayi dari 805 bayi lahir hidup dan tertangani seluruhnya ( 100 % ).
    2. Gizi Balita
    Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah pengukuran secara anthropometric yang menggunakan indeks berat badan menurut umur (BB/U). Jumlah balita yang ada 5.859 dan balita yang ditimbang di Puskesmas Turi tahun 2012 adalah 5.745 balita, sedang yang BGM sebanyak 21 balita dan yang mendapatkan perawatan seluruhnya ( 100 % )
    3. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK)
    Salah satu cara untuk mengetahui status gizi Wanita Usia Subur (WUS) umur 15-49 tahun adalah dengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Hasil pengukuran ini bisa digunakan sebagai salah satu cara dalam mengidentifikasi seberapa besar seorang wanita mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR. Indikator Kurang Energi Kronik (KEK) menggunakan standar LILA < 23,5cm.
    4. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
    Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY). GAKY dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik dan keterbelakangan mental. Gangguan pertumbuhan fisik meliputi pembesaran kelanjar tiroid (gondok), bisu, tuli, kretin (kredil), gangguan motorik,bisu, tuli dan mata juling. Pemberian kapsul yodium dimaksudkan untuk mencegah lahirnya bayi kretin, karena itu sasaran pemberian kapsul yodium adalah wanita usia subur (WUS) termasuk ibu hamil dan ibu nifas. 



    0 comments:

    Posting Komentar