• PRESTASI
  • Senin, 28 Oktober 2013

    Posted by PUSKESMAS TURI On Oktober 28, 2013

    Posted by PUSKESMAS TURI On Oktober 28, 2013

    Posted by PUSKESMAS TURI On Oktober 28, 2013


    Jumat, 25 Oktober 2013

    Posted by PUSKESMAS TURI On Oktober 25, 2013
    1. KEGIATAN POSYANDU


    2. KEGIATAN ODF



    3. PENDATAAN RUMAH TANGGA PHBS



    4. PENANGANAN GIZI BURUK



    5. KEGIATAN SCRENING DI SEKOLAH



    6. KEGIATAN BIAS


    Rabu, 23 Oktober 2013

    Posted by PUSKESMAS TURI On Oktober 23, 2013
    - ISPA
    :
    9.325 (  21,50      %)
     - Myalgia
    :
    7127 (    16,43    %)
     - Reumatik artritis
    :
    5875 (     13,55   %)
     - Gastritis
    :
    5567 (      12,82  %)
     - Dermatitis
    :
    4089 (     9,43     %)
     - Alergi
    :
    4066 (      9,37    %)
     - Gigi
    :
    2041 (      4,71    %)
     - Febris
    :
    1225 (       2,87   %)
     - Hipertensi
    :
    887 (       2,02   %)
     - Infeksi Mata
    :
    805    1,86     %)
    -  Infeksi telinga
    :
    803 (        1,85  %)
     - DM
    :
    625   (       1,44   %)
     - GE
    :
    503 (           1,6 %)
     - KP
    :
    308 (       0,70  %)
     - Lain2
    :
    128 (         0,29 %)

    Senin, 21 Oktober 2013

    Posted by PUSKESMAS TURI On Oktober 21, 2013

    .      A. SARANA KESEHATAN
    Pada bab ini diuraikan mengenai sarana kesehatan di Puskesmas Turi diantaranya Polindes, Pustu, Sarana Kesehatan Bersumberdaya  Masyarakat.
    Puskesmas Turi mempunyai wilayah kerja 19 desa, 60 Dusun, 107 RT dan mempunyai 15 Polindes antara lain
    Ø  Polindes Sukoanyar
    Ø  Polindes Sukorejo
    Ø  Polindes Putat kumpul
    Ø  Polindes Tambak ploso
    Ø  Polindes Balun
    Ø  Polindes Ngujungrejo
    Ø  Polindes Bambang
    Ø  Polindes Kemlagigede
    Ø  Polindes Turi
    Ø  Polindes Keben
    Ø  Polindes Wangunrejo
    Ø  Polindes Badurame
    Ø  Polindes Karangwedoro
    Ø  Polindes Pomahan Janggan
    Ø  Polindes Kepudibener
    Sedangkan jumlah Puskesmas pembantu pada tahun 2012 sebanyak 3 buah, diantaranya :
    Ø  Pustu Geger
    Ø  Pustu Tawangrejo
    Ø  Pustu Kemlagi Lor
    Ø  Pustu Gedong Boyountung
    Selain itu dalam menjalankan tugas operasionalnya di dukung oleh Puskesmas Keliling sejumlah  1 buah.
    Dalam rangka menigkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah posyandu.
    Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penaggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya posyandu dikelompokkan menjadi 4 strata, yaitu posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri. Jumlah posyandu di Puskesmas Turi Tahun 2012 sebanyak 60 posyandu.

    B. TENAGA KESEHATAN
    Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah, tapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang disektor pemerintah maupun swasta perlu diketahui. Data yang dapat dikumpulkan meliputi data jumlah dan jenis sumber daya manusia kesehatan yang ada pada Puskesmas Turi, RB, Klinik Swasta  pada tahun 2012.
    Jumlah dan jenis sumber daya kesehatan di Puskesmas Turi sebesar 61  orang. RB dan Klinik Swasta sebesar 22 orang.

    C.    PEMBIAYAAN KESEHATAN
    Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari Pemerintah dan masyarakat. Anggaran Pemerintah bersumber dari :
    Ø  APBD ( Belanja Langsung )            : Rp.   84.775.000,-
    Ø  Jamkesmas / Askeskin                   : Rp.   265.376.250,-
    Ø  Jampersal                                          : Rp. 187.820.000,-
    Posted by PUSKESMAS TURI On Oktober 21, 2013

    A.    PELAYANAN KESEHATAN DASAR
    Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi.
    Pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh Puskesmas Turi pada tahun 2012 dilaksanakan secara gratis. Pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :
    1.      Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
    Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Ganguan kesehatan yang dialami ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kdanungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.
    a.      Pelayanan Antenatal ( K1 & K4 )
    Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional ( dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.
    Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil  yang telah melakukan kunjungan pertama ke faslitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil  yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.
    Pelayanan K4 di Puskesmas Turi pada tahun 2012 sebesar 726.
    b.     Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan.
    Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (professional).
    c.       Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Dirujuk
    Dalam memberikan  pelayanan kesehatan khususnya oleh bidan di desa dan puskesmas, beberapa ibu hamil di antaranya tergolong dalam kasus resiko tinggi (risti), maka kasus tersebut memerlukan pelayanan kesehatan rujukan ke unit kesehatan yang memadai.
    Jumlah ibu hamil risti di Puskesmas Turi tahun 2012 sebesar 42 orang.

    d.     Kunjungan Neonatus
    Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal 2 kali, satu kali pada 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Untuk Puskesmas Turi pada tahun 2012 kunjungan neonatus (KN lengkap) sebesar 799.
    e.      Kunjungan Bayi
    Hasil pengumpulan data / indikator kinerja menunjukkan cakupan kunjungan bayi di Puskesmas Turi pada tahun 2012 mencapai 972. Dengan jumlah bayi 805 dan jumlah kunjungan KN1 sebanyak 805. Namun data ini belum mencakup semua kunjungan bayi yang tercatat di sarana pelayanan kesehatan swasta.

    2.      Pelayanan Kesehatan Anak Prasekolah, Usia Sekolah dan Remaja
    Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar /sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan dokter kecil.
    Dari hasil laporan yang terkumpul menunjukkan bahwa cakupan pelayanan pada siswa SD/MI sebesar 4.777 diperiksa 2.375.

    3.      Pelayanan Keluarga Berencana
    Jumlah pasangan usia subur (PUS) pada tahun 2012 sebanyak 1.616, sedangkan yang menjadi peserta KB aktif sebesar 7.936.

    4.      Pelayanan Imunisasi
    Pencapaian universal child immunization pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I.
    Pada tahun 2012 dilaporkan puskesmas Turi telah mencapai desa/kelurahan UCI.
    Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT ( 3 kali ), Polio ( 4 kali ), Hepatyitis B ( 3 kali ) dan Campak ( 1 kali ), yang dilakukan melalui pelayanan rutin di posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainya. Cakupan imunisasi BCG sebesar 809, DPT 1 sebesar 798, DPT3 sebesar 826, Polio 3 sebesar 809 dan Campak sebesar 806.

    5.      Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia lanjut
    Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut pada tahun 2012 di Puskesmas Turi sebesar  14.544dari seluruh jumlah usila yang dilaporkan sebanyak 10.684,
                           
    B.     PEMANFAATAN OBAT GENERIK
    Hasil pengumpulan data pelayanan penggunaan obat generic, penulisan resep obat generic di Puskesmas Turi pada tahun 2012 menunjukkan bahwa data yang berhasil dikumpulkan, jumlah resep yang dilaporkan sebesar 27.795 Dan penulisan resep obat generic dilaporkan sebesar 27.795 ( 100%)
    Rendahnya cakupan resep obat generic ini bisa jadi disebabkan karena beberapa hal seperti masih terbatasnya item obat generic yang tersedia, masih kuatnya persepsi bahwa obat paten lebih ampuh dibanding obat generic.

    C.    PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

    Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaan surveilans epidemiologi dengan upaya penemuan penderita secara dini yang ditindaklanjuti dengan penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita. Di samping itu pelayanan lain yang diberikan adalah upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan. Uraian singkat berbagai upaya tersebut seperti berikut ini.
    1.      Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa.
    Upaya penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) merupakan tindak lanjut dari penemuan dini kasus-kasus penyakit berpotensi wabah yang terjadi pada masyarakat. Upaya penanggulangan yang dilakukan dimaksudkan untuk mencegah penyebaran lebih luas dan mengurangi dampak negatif yang dapat ditimbulkan.
    Berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator di Puskesmas Turi tahun 2012 tidak diketemukan KLB.
    2.      Pemberantasan Penyakit Polio
    Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi Polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur <15 tahun hingga dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus Polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Berdasarkan kegiatan surveilans AFP di Puskesmas Turi tahun 2012 tidak diketemukan kasus polio.
    3.      Pemberantasan TB-Paru.
    Upaya Pencegahan dan pemberantasan TB-Paru dilakukan dengan pendekatan DOTS ( Directly Observe Treatment Shortcource ) atau pengobatan TB-Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat ( PMO ). Kegiatan ini meliputi upaya penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket pengobatan. Dari upaya penemuan penderita TB selama tahun 2012 di Puskesmas Turi ditemukan penderita TB sebesar 42 dan yang diobati 42 sedangkan yang sembuh 17. 
    4.      Pemberantasan Penyakit ISPA
    Upaya dalam rangka Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( P2 ISPA ) lebih difokuskan pada upaya penemuan secara dini dan tata laksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita Pneumonia balita yang ditemukan. Upaya ini dikembangkan melalui suatu manajemen terpadu dalam penanganan balita sakit yang datang ke unit pelayanan kesehatan atau lebih dikenal dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Dengan pendekatan MTBS semua penderita ISPA langsung ditangani di unit yang menemukan, namun bila kondisi balita sudah berada dalam Pneumonia berat sedangkan peralatan tidak mencukupi maka penderita langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih lengkap. 
    Pada tahun 2012 di Puskesmas Turi tidak diketemukan penderita Pneumonia.
    5.      Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS
    Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS, di samping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling.
    Upaya penemuan penderita dilakukan melalui pemantauan pada kelompok berisiko penderita Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti Wanita Penjaja Seks (WPS), penyalahguna obat dengan suntikan (IDUs), atau sesekali dilakukan penelitian pada kelompok berisiko rendah  seperti ibu rumah tangga dan sebagainya. Hasil pelaksanaan surveilans HIV/AIDS Puskesmas Turi pada tahun 2012 diketemukan 2 penderita HIV / AIDS di Desa Turi dan Desa Geger.
    6.      Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
    Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M+), Juru Pemantauan Jentik (Jumantik) untuk memantau Angka Bebas Jentik (ABJ), serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga.
    Pada tahun 2012 di Puskesmas Turi diketemukan  18bkasus DBD. 
    7.      Pemberantasan Penyakit Malaria
    Penegakan diagnosa penderita secara cepat dan pengobatan yang tepat merupakan salah satu upaya penting dalam rangka pemberantasan penyakit Malaria, di Puskesmas Turi pada tahun 2012 tidak diketemukan penyakit tersebut.
    8.      Pemberantasan Penyakit Kusta
    Upaya pelayanan terhadap penderita penyakit Kusta antara lain adalah melakukan penemuan penderita melalui berbagai survei anak sekolah, survei kontak dan  pemeriksaan intensif penderita yang datang ke pelayanan kesehatan dengan keluhan atau kontak dengan penderita penyakit Kusta. 
    Semua penderita yang ditemukan langsung diberikan pengobatan paket MDT yang terdiri atas Rifampicin, Lampren, dan DDS selama kurun waktu tertentu. Sedangkan untuk penderita yang ditemukan sudah dalam kondisi parah akan dilakukan rehabilitasi melalui institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas pelayanan lebih lengkap. Pada tahun 2012 di Puskesmas Turi diketemukan penderita Kusta baru sebanyak 3 kasus.
    9.      Pemberantasan Penyakit Filariasis.
    Upaya kesehatan dalam rangka pemberantasan penyakit Filaria difokuskan pada kegiatan penemuan penderita, pengobatan dan pengendalian vektor potensial di wilayah-wilayah endemis. Di Puskesmas Turi pada tahun 2012 tidak diketemukan kasus filariasis.

    D.    PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR.
    Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit kusta atau gangguan kesehatan sebagai akibat dari lingkungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas lingkungan, antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi yang dilakukan secara berkala. Upaya yang dilakukan mencakup pemantauan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar. Hasil kompilasi data menunjukan bahwa pada tahun 2012 dari institusi yang dilaporkan 127, yang dibina kesehatan lingkungannya sebanyak 122 (100%).
    Dari jumlah institusi tersebut diatas terdistribusi pada sarana kesehatan 15 dan yang dibina 15 (100%), sarana pendidikan 47 dan yang dibina 47 (100%), sarana ibadah 55 dan yang dibina 55 (100 %) dan institusi perkantoran 14 dan yang dibina 14 (100 %).
    1.      Pembinaan Kesehatan Lingkungan
    Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada masyarakat dan institusi yang memiliki potensi mengancam kesehatan masyarakat yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pembinaan dimaksud mencakup upaya pemantauan, penyuluhan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar (air bersih dan jamban), pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan, dan lain-lain.
    Dari KK yang diperiksa tahun 2012 sebanyak 1.748 terdapat persediaan air bersih 16  dan terdapat jamban 1.584, tempat sampah 629 dan terdapat pengelolaan air limbah 1.418.
    1. Surveilans Vektor
    Upaya surveilans vektor dilakukan untuk mengendalikan vektor potensial dalam menularkan penyakit antara lain nyamuk. Kegiatan yang dilakukan meliputi survei vektor untuk mengetahui jenis potensial, bionomik serta strategi pengendaliannya.
    Pada tahun 2012 jumlah rumah / bangunan yang diperiksa sebanyak 565 dan yang dinyatakan bebas jentik 565.
    1. Pengawasan Tempat-tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan
    Pengawasan terhadap Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan Makanan (TUPM) dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU dan TUPM.  Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan TTU dan TUPM secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan saran perbaikan dalam pengelolaan lingkungan yang sehat, hingga pemberian  rekomendasi untuk penerbitan izin usaha.
    Menurut data Profil Kesehatan Puskesmas Turi tahun 2012 dari 3 TUPM yang diperiksa sebanyak 3 TUPM ( 100 % ) memenuhi sarat kesehatan.
    Hasil pemantauan selama tahun 2012, dari 70 fasilitas TTU yang dilaporkan sebanyak 46 TTU ( 66 % ) telah dilakukan pemeriksaan dan memenuhi syarat kesehatan.

    E.     PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
    Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan gizi sring dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium dan sanemia gizi besi.
    1.      Pemantauan Pertumbuhan Balita
    Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan. Hasil dari pengumpulan data  di seluruh puskesmas, jumlah balita yang ada sebanyak 5.859, balita yang ditimbang sebanyak 5.745, dengan hasil penimbangan jumlah balita dengan berat badan naik sebanyak 4.541. Sementara itu balita dengan bawah garis merah (BGM) sebesar 21.
    2.      Pemberian kapsul Vitamin A
    Cakupan pemberian kapsul  vitamin A  2 kali pada balita pada tahun 2012 pada Puskesmas Turi sebanyak 5.859  anak dari jumlah balita yang ada sebanyak 5.859  anak. 
    3.      Pemberian Tablet Besi
    Pada tahun 2012 jumlah ibu hamil yang ada di Puskesmas Turi sebesar 823 orang dan yang mendapatkan pemberian tablet besi 823.

    F. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
    Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut dimaksudkan untuk :
    Ø  Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat.
    Ø  Mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat generik.
    Ø  Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di farmasi komunitas dan farmasi klinik serta pelayanan kesehatan dasar.
    Ø  Melindungi masyarakat dari penggunaan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan, mutu, dan keamanan.
    1.      Peningkatan Penggunaan Obat Rasional
    Upaya peningkatan penggunaan obat rasional, diarahkan kepada peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan pembinaan penggunaan obat yang rasional melalui pelaksanaan advokasi secara lebih intensif agar terwujud dukungan masyarakat yang kondusif serta terbangunnya kemitraan dengan unit pelayanan kesehatan formal. Berkaitan dengan hal tersebut perlu terus diupayakan meningkatan obat esensial nasional di setiap fasilitas kesehatan masyarakat dan melindungi masyarakat dari risiko pengobatan irasional.
    2.  Penerapan Penggunaan Obat Esensial Generik
    Kegiatan ini dimaksudkan agar terjaminnya ketersediaan, keterjangkauan, dan pemerataan obat dalam pelayanan kesehatan, yang pelaksanaannya mencakup pengadaan buffer stock obat generik esensial, revitalisasi pemasyarakatan konsepsi obat esensial dan penerapan penggunaan obat esensial generik pada fasilitas pelayanan pemerintah maupun swasta.