Promosi Kesehatan (PROMKES)
Ruang Lingkup dan Tatanan Promosi Kesehatan PAMSIMAS
Ruang lingkup kegiatan Promosi Kesehatan dalam program Pamsimas diutamakan paka kegiatan
PHBS terkait Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS) dan Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS). Namun dalam rangka pengendalian penyakit berbasis lingkungan secara menyeluruh, ada 5
lingkup sasaran perilaku yang harus dijadikan sasaran yaitu :
a. Promosi STOP BABS.
b. Promosi Cuci Tangan Pakai Sabun
c. Kampanye pengelolaan air minum dan makanan yang aman
d. Kampanye pengelolaan sampah dengan benar
e. Kampanye pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman
Dilihat dari segi tatanan atau setting tempat pelaksanaan, maka tatanan kegiatan Promosi Kesehatan
dan Perubahan Perilaku Kesehatan di wilayah kerja PAMSIMAS meliputi Promosi Kesehatan di
Masyarakat, dan Promosi Kesehatan Sekolah
1. Promosi Kesehatan Rumah Tangga/Masyarakat
Program kesehatan di masyarakat menekankan pada kegiatan kampanye dan aktivitas lainnya dengan
target-target sasaran tertentu di dalam masyarakat. Fasilitator masyarakat dan petugas kesehatan
setempat seperti sanitarian/petugas kesehatan lingkungan, PKK, kader desa dan bidan desa secara
bersama-sama dapat melakukan kegiatan promosi kesehatan. Target/sasaran kegiatan seperti ibu
muda yang mempunyai anak bayi/balita, ibu hamil, remaja putri, kelompok perempuan dan kelompok
laki-laki, karang taruna, kelompok miskin dan kelompok menengah ke atas. Yang perlu di perhatikan
adalah kemampuan membaca dari masyarakat dan kesederhanaan pesan yang di sampaikan.
Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan dalam Promosi Kesehatan di Masyarakat, adalah :
• Penyuluhan kelompok terbatas
• Penyuluhan kelompok besar (masa)
• Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education)
• Pemutaran film/video
• Penyuluhan dengan metode demonstrasi
• Pemasangan poster
• Pembagian leaflet
• Kunjungan/wisata kerja ke daerah lain
• Kunjungan rumah
• Pagelaran kesenian
• Lomba kebersihan antar RT/RW/Desa
• Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan tempat-tempat umum
• Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air
• Pelatihan kader, unit kesehatan
Program promosi kesehatan di tatanan rumah tangga atau masyarakat di desa-desa PAMSIMAS perlu
dikoordinasikan dengan program penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh PUSKESMAS dan Dinas
Kesehatan Kabupaten setempat, maupun unit lain yang terkait dan berminat untuk melalukan
kampanye tentang hidup bersih dan sehat, seperti missal PKK, Pramuka, dll.
8
2. Promosi Kesehatan Sekolah.
Siswa sekolah merupakan komunitas besar dalam masyarakat, dalam wadah organisasi sekolah
yang telah mapan, tersebar luas di pedesaan maupun perkotaan, serta telah ada program usaha
kesehatan sekolah. Diharapkan setelah siswa sekolah mendapat pembelajaran perubahan perilaku di
sekolah secara partisipatif, dapat mempengaruhi orang tua, keluarga lain serta tetangga dari siswa
sekolah tersebut.
Siswa sekolah dasar terutama kelas 3, 4 dan 5 Sekolah Dasar merupakan kelompok umur yang
mudah menerima inovasi baru dan mempunyai keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan
dan informasi yang mereka terima kepada orang lain. Program promosi kesehatan di sekolah harus
diintegrasikan ke dalam program usaha kesehatan sekolah, melalui koordinasi dengan Tim Pembina
UKS di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Propinsi dan Pusat. Program promosi kesehatan di tempat
ibadah dilakukan untuk menggalakan kegiatan promosi kesehatan dan melibatkan tokoh agama atau
pemimpin tempat ibadah (imam masjid, pendeta, pastor, pedande atau biksu). Diharapkan dengan
melibatkan tokoh dan pemimpin agama, perubahan perilaku kesehatan dapat segera terwujud.
Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya terdiri atas dua unit, yaitu satu untuk guru dan yang lain
untuk murid. Sementara kondisi jamban murid sangat berbeda jauh dengan jamban guru. Di mana
jamban murid sangat jauh dari kondisi bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi rusak.
Akibatnya banyak murid yang kemudian buang air baik buang air kecil maupun buang air besar di
halaman sekolah. Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat rentan untuk menjadi
sarang penyakit. Selain itu, seringkali jamban di sekolah tidak dilengkapi dengan penerangan yang
cukup. Murid yang masih duduk di kelas 1 atau 2 akan merasa takut untuk menggunakan jamban
yang kondisinya gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari dengan cara membuat
jamban dengan penerangan yang cukup baik dari lampu ataupun sinar matahari beserta ventilasi
yang memadai.
Salah satu kegiatan Kesehatan Sekolah Program PAMSIMAS adalah membangun jamban sekolah
dan sarana cuci tangan. Sekolah harus memberikan pengajaran baik kepada guru maupun murid
bagaimana cara memelihara jamban sekolah yang akan di bangun dan sarana cuci tangan. Misalnya
seorang guru di serahkan tanggung jawab untuk pemeliharaan jamban. Ia akan mengkoordinasi murid
dengan cara membuat “roster” atau jadwal membersihkan jamban dan sarana cuci tangan yang dibagi
secara merata antara murid laki-laki dan murid perempuan.
Selain program pembangunan fisik, program pendidikan kesehatan tentang hubungan antara air,
jamban, perilaku dan kesehatan juga menjadi kegiatan yang penting dalam program kesehatan
sekolah. Di antaranya adalah hubungan antara air-kondisi sanitasi dan penyakit; bagaimana sarana
sanitasi dapat melindungi kesehatan kita; bagaimana penyakit dapat timbul dari kondisi sanitasi dan
perilaku yang buruk; Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun; Pencegahan Penyakit Kecacingan;
dan monitoring kualitas air. Materi-materi pembelajaran bagi siswa dilaksanakan secara partisipatif
menggunakan metode PHAST. Guru-guru sebagai tenaga pengajar akan di beri pelatihan terlebih
dahulu oleh Dinas Kesehatan setempat dan Tim Fasilitator Masyarakat, khususnya TFM bidang
kesehatan.
Adapun lingkup kegiatan yang termasuk dalam kegiatan Promosi Kesehatan Sekolah adalah sebagai
berikut :
a. Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk pendidikan menjaga
kebersihan jamban sekolah
b. Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah
c. Penggalakan cuci tangan pakai sabun (CTPS)
9
d. Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan individu, dan kesehatan
masyarakat
e. Kampanye pemberantasan penyakit kecacingan
f. Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL
g. Pelatihan guru dan murid tentang PHAST
h. Kampanye, “Sungai Bersih, Sungai Kita Semua”
i. Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang terlibat di sekolah,
mencakup:
• Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian tugas guru pembina dan
Komite Sekolah
• Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya
Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan dalam Promosi Kesehatan Sekolah, adalah :
• Penyuluhan kelompok di kelas, penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman)
• Pemutaran film/video
• Penyuluhan dengan metode demonstrasi
• Pemasangan poster, leaflet
• Kunjungan/wisata pendidikan
• Lomba kebersihan kelas Lomba membuat poster Lomba menggambar lingkungan sehat
• Absensi jamban, Absensi CTPS
• Kampanye kebersihan perorangan/murid
• Lomba cepat tepat tentang kesehatan dan lingkungan sehat
• Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah
• Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah
• Pelatihan guru UKS
• Pelatihan siswa/kader UKS
Bila dalam satu desa terdapat lebih dari satu sekolah dasar, LKM dan masyarakat dapat memilih dan
menentukan apakah semua sekolah dasar atau hanya satu saja yang akan diintervensi dengan
Program Kesehatan PAMSIMAS.
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam menentukan jumlah sekolah dasar yang akan
diintervensi dengan program kesehatan PAMSIMAS adalah :
• Besarnya biaya yang dibutuhkan. Biaya untuk program promosi kesehatan termasuk program
promosi kesehatan di sekolah jumlahnya terbatas. Oleh sebab itu jangan sampai terjadi biaya yang
dibutuhkan untuk program kesehatan di sekolah melebihi dari disediakan. Oleh sebab itu penting
kiranya untuk menentukan prioritas sekolah dasar mana saja yang perlu di intervensi dengan
program kesehatan sekolah.
• Jumlah murid yang bersekolah. Penting kiranya dalam menentukan sekolah dasar yang akan di
intervensi dengan program kesehatan PAMSIMAS melihat jumlah murid. Sekolah yang memiliki
jumlah murid terbesar dari desa setempat layak dipilih untuk di intervensi dengan program
kesehatan PAMSIMAS. Tujuannya adalah membuat murid-murid sebagai “change agent” atau
perubah dilingkungan sekolah (sesama teman), di keluarga dan di lingkungan masyarakat.
• Apabila di desa tersebut tidak terdapat sekolah dasar, sementara semua anak bersekolah di
sekolah yang terletak di desa lain yang berdekatan, maka LKM dan masyarakat dapat menentukan
apakah program kesehatan PAMSIMAS akan diberikan pada sekolah tersebut atau tidak. Yang
perlu di ingat adalah tujuan dari Program Pendidikan Kesehatan di sekolah adalah agar muridmurid
sekolah dapat bertindak sebagai agen perubahan bagi orangtua mereka, saudara-saudara,
tetangga dan kawan-kawan mereka dapat terwujud.
Ruang Lingkup dan Tatanan Promosi Kesehatan PAMSIMAS
Ruang lingkup kegiatan Promosi Kesehatan dalam program Pamsimas diutamakan paka kegiatan
PHBS terkait Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS) dan Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS). Namun dalam rangka pengendalian penyakit berbasis lingkungan secara menyeluruh, ada 5
lingkup sasaran perilaku yang harus dijadikan sasaran yaitu :
a. Promosi STOP BABS.
b. Promosi Cuci Tangan Pakai Sabun
c. Kampanye pengelolaan air minum dan makanan yang aman
d. Kampanye pengelolaan sampah dengan benar
e. Kampanye pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman
Dilihat dari segi tatanan atau setting tempat pelaksanaan, maka tatanan kegiatan Promosi Kesehatan
dan Perubahan Perilaku Kesehatan di wilayah kerja PAMSIMAS meliputi Promosi Kesehatan di
Masyarakat, dan Promosi Kesehatan Sekolah
1. Promosi Kesehatan Rumah Tangga/Masyarakat
Program kesehatan di masyarakat menekankan pada kegiatan kampanye dan aktivitas lainnya dengan
target-target sasaran tertentu di dalam masyarakat. Fasilitator masyarakat dan petugas kesehatan
setempat seperti sanitarian/petugas kesehatan lingkungan, PKK, kader desa dan bidan desa secara
bersama-sama dapat melakukan kegiatan promosi kesehatan. Target/sasaran kegiatan seperti ibu
muda yang mempunyai anak bayi/balita, ibu hamil, remaja putri, kelompok perempuan dan kelompok
laki-laki, karang taruna, kelompok miskin dan kelompok menengah ke atas. Yang perlu di perhatikan
adalah kemampuan membaca dari masyarakat dan kesederhanaan pesan yang di sampaikan.
Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan dalam Promosi Kesehatan di Masyarakat, adalah :
• Penyuluhan kelompok terbatas
• Penyuluhan kelompok besar (masa)
• Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education)
• Pemutaran film/video
• Penyuluhan dengan metode demonstrasi
• Pemasangan poster
• Pembagian leaflet
• Kunjungan/wisata kerja ke daerah lain
• Kunjungan rumah
• Pagelaran kesenian
• Lomba kebersihan antar RT/RW/Desa
• Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan tempat-tempat umum
• Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air
• Pelatihan kader, unit kesehatan
Program promosi kesehatan di tatanan rumah tangga atau masyarakat di desa-desa PAMSIMAS perlu
dikoordinasikan dengan program penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh PUSKESMAS dan Dinas
Kesehatan Kabupaten setempat, maupun unit lain yang terkait dan berminat untuk melalukan
kampanye tentang hidup bersih dan sehat, seperti missal PKK, Pramuka, dll.
8
2. Promosi Kesehatan Sekolah.
Siswa sekolah merupakan komunitas besar dalam masyarakat, dalam wadah organisasi sekolah
yang telah mapan, tersebar luas di pedesaan maupun perkotaan, serta telah ada program usaha
kesehatan sekolah. Diharapkan setelah siswa sekolah mendapat pembelajaran perubahan perilaku di
sekolah secara partisipatif, dapat mempengaruhi orang tua, keluarga lain serta tetangga dari siswa
sekolah tersebut.
Siswa sekolah dasar terutama kelas 3, 4 dan 5 Sekolah Dasar merupakan kelompok umur yang
mudah menerima inovasi baru dan mempunyai keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan
dan informasi yang mereka terima kepada orang lain. Program promosi kesehatan di sekolah harus
diintegrasikan ke dalam program usaha kesehatan sekolah, melalui koordinasi dengan Tim Pembina
UKS di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Propinsi dan Pusat. Program promosi kesehatan di tempat
ibadah dilakukan untuk menggalakan kegiatan promosi kesehatan dan melibatkan tokoh agama atau
pemimpin tempat ibadah (imam masjid, pendeta, pastor, pedande atau biksu). Diharapkan dengan
melibatkan tokoh dan pemimpin agama, perubahan perilaku kesehatan dapat segera terwujud.
Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya terdiri atas dua unit, yaitu satu untuk guru dan yang lain
untuk murid. Sementara kondisi jamban murid sangat berbeda jauh dengan jamban guru. Di mana
jamban murid sangat jauh dari kondisi bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi rusak.
Akibatnya banyak murid yang kemudian buang air baik buang air kecil maupun buang air besar di
halaman sekolah. Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat rentan untuk menjadi
sarang penyakit. Selain itu, seringkali jamban di sekolah tidak dilengkapi dengan penerangan yang
cukup. Murid yang masih duduk di kelas 1 atau 2 akan merasa takut untuk menggunakan jamban
yang kondisinya gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari dengan cara membuat
jamban dengan penerangan yang cukup baik dari lampu ataupun sinar matahari beserta ventilasi
yang memadai.
Salah satu kegiatan Kesehatan Sekolah Program PAMSIMAS adalah membangun jamban sekolah
dan sarana cuci tangan. Sekolah harus memberikan pengajaran baik kepada guru maupun murid
bagaimana cara memelihara jamban sekolah yang akan di bangun dan sarana cuci tangan. Misalnya
seorang guru di serahkan tanggung jawab untuk pemeliharaan jamban. Ia akan mengkoordinasi murid
dengan cara membuat “roster” atau jadwal membersihkan jamban dan sarana cuci tangan yang dibagi
secara merata antara murid laki-laki dan murid perempuan.
Selain program pembangunan fisik, program pendidikan kesehatan tentang hubungan antara air,
jamban, perilaku dan kesehatan juga menjadi kegiatan yang penting dalam program kesehatan
sekolah. Di antaranya adalah hubungan antara air-kondisi sanitasi dan penyakit; bagaimana sarana
sanitasi dapat melindungi kesehatan kita; bagaimana penyakit dapat timbul dari kondisi sanitasi dan
perilaku yang buruk; Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun; Pencegahan Penyakit Kecacingan;
dan monitoring kualitas air. Materi-materi pembelajaran bagi siswa dilaksanakan secara partisipatif
menggunakan metode PHAST. Guru-guru sebagai tenaga pengajar akan di beri pelatihan terlebih
dahulu oleh Dinas Kesehatan setempat dan Tim Fasilitator Masyarakat, khususnya TFM bidang
kesehatan.
Adapun lingkup kegiatan yang termasuk dalam kegiatan Promosi Kesehatan Sekolah adalah sebagai
berikut :
a. Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk pendidikan menjaga
kebersihan jamban sekolah
b. Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah
c. Penggalakan cuci tangan pakai sabun (CTPS)
9
d. Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan individu, dan kesehatan
masyarakat
e. Kampanye pemberantasan penyakit kecacingan
f. Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL
g. Pelatihan guru dan murid tentang PHAST
h. Kampanye, “Sungai Bersih, Sungai Kita Semua”
i. Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang terlibat di sekolah,
mencakup:
• Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian tugas guru pembina dan
Komite Sekolah
• Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya
Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan dalam Promosi Kesehatan Sekolah, adalah :
• Penyuluhan kelompok di kelas, penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman)
• Pemutaran film/video
• Penyuluhan dengan metode demonstrasi
• Pemasangan poster, leaflet
• Kunjungan/wisata pendidikan
• Lomba kebersihan kelas Lomba membuat poster Lomba menggambar lingkungan sehat
• Absensi jamban, Absensi CTPS
• Kampanye kebersihan perorangan/murid
• Lomba cepat tepat tentang kesehatan dan lingkungan sehat
• Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah
• Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah
• Pelatihan guru UKS
• Pelatihan siswa/kader UKS
Bila dalam satu desa terdapat lebih dari satu sekolah dasar, LKM dan masyarakat dapat memilih dan
menentukan apakah semua sekolah dasar atau hanya satu saja yang akan diintervensi dengan
Program Kesehatan PAMSIMAS.
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam menentukan jumlah sekolah dasar yang akan
diintervensi dengan program kesehatan PAMSIMAS adalah :
• Besarnya biaya yang dibutuhkan. Biaya untuk program promosi kesehatan termasuk program
promosi kesehatan di sekolah jumlahnya terbatas. Oleh sebab itu jangan sampai terjadi biaya yang
dibutuhkan untuk program kesehatan di sekolah melebihi dari disediakan. Oleh sebab itu penting
kiranya untuk menentukan prioritas sekolah dasar mana saja yang perlu di intervensi dengan
program kesehatan sekolah.
• Jumlah murid yang bersekolah. Penting kiranya dalam menentukan sekolah dasar yang akan di
intervensi dengan program kesehatan PAMSIMAS melihat jumlah murid. Sekolah yang memiliki
jumlah murid terbesar dari desa setempat layak dipilih untuk di intervensi dengan program
kesehatan PAMSIMAS. Tujuannya adalah membuat murid-murid sebagai “change agent” atau
perubah dilingkungan sekolah (sesama teman), di keluarga dan di lingkungan masyarakat.
• Apabila di desa tersebut tidak terdapat sekolah dasar, sementara semua anak bersekolah di
sekolah yang terletak di desa lain yang berdekatan, maka LKM dan masyarakat dapat menentukan
apakah program kesehatan PAMSIMAS akan diberikan pada sekolah tersebut atau tidak. Yang
perlu di ingat adalah tujuan dari Program Pendidikan Kesehatan di sekolah adalah agar muridmurid
sekolah dapat bertindak sebagai agen perubahan bagi orangtua mereka, saudara-saudara,
tetangga dan kawan-kawan mereka dapat terwujud.
0 comments:
Posting Komentar